Tahukah Anda, Inilah Alasan Harga Susu Formula Sangat Tinggi di Pasaran
RIAU24.COM - BAGI yang belum menikah, pasti jarang mengetahui jika harga kebutuhan bayi termasuk susu formula.
Begitu pula yang terjadi pada seorang pemuda yang terkejut dengan mahalnya harga susu formula bayi setelah membantu adiknya membelinya di supermarket.
Saat menjelaskan hal tersebut, petugas medis, Dr. Kamarul Ariffin Nor Sadan menjelaskan, pengganti susu tubuh ini bukan hanya susu sapi atau susu kedelai.
Sebaliknya diformulasikan secara khusus agar serupa dengan kandungan gizi maksimal dalam susu tubuh dan oleh karena itu lebih mahal.
zxc1
Dr. Kamarul menjelaskan mengapa harga susu formula mahal di Facebook-nya.
Dr. Kamarul menjelaskan, susu hewani dan susu kedelai memiliki perbandingan kandungan protein, lemak, karbohidrat, viramin dan mineral yang tidak sama dengan kandungan susu tubuh.
Rasio ini, kata dia, perlu diubah serupa dengan ASI untuk memastikan kebutuhan gizi bayi dapat terpenuhi serta menghindari gizi yang berlebihan serta mengoptimalkan pencernaan dan penyerapan nutrisi bayi.
“Proses pengubahannya cukup rumit dan menggunakan peralatan yang canggih. Kemudian perlu dilakukan pasteurisasi dan sterilisasi untuk menjamin keamanan produk.
“Singkatnya, susu formula itu rumit untuk dibuat, namun perlu kita ketahui bahwa susu tubuh juga merupakan komoditas yang sulit untuk diproduksi. Itu bukan sesuatu yang mudah dan bisa dilakukan semua orang. Butuh banyak komitmen,” ujarnya. melalui Facebook.
Hal ini jelas, seorang ibu yang ingin memproduksi ASI perlu mencukupi kebutuhan gizi untuk memenuhi kebutuhan dan kebutuhannya dalam memproduksi ASI.
zxc2
Kata Dr. Kamarul, seorang ibu perlu menjaga makan dan minumnya dengan baik serta istirahat yang cukup, termasuk menjaga kesehatan emosi dan mental.
Bayi membutuhkan nutrisi yang berbeda untuk tumbuh.
“Kebutuhan bayi tidak mudah. Bayi sering minum, buang air besar, kencing, dan kembung. Kadang orang dewasa tidak tahu apa yang diinginkannya. Dia hanya menangis. Susu tubuh ini tidak murah. Penghasilannya dibayar dengan pengorbanan besar seorang ibu. Ia menghadapi kelelahan, kelesuan, mual, nyeri, pegal, pusing, dan penderitaan lain untuk menghasilkan susu."
"Seorang ibu telah bergumul dengan kehamilan selama sembilan bulan, saya harus menghadapi rasa sakit saat menyusui. Ini tidak mudah. Itu sebabnya tidak semua ibu bisa menghasilkan ASI yang cukup, dan itu bukan salah mereka, ”terangnya.
Sementara itu, Dr. Kamarul pun meninggalkan pesan untuk para suami, termasuk menasihati mereka untuk menanggung beban membesarkan anak bersama.
“Kita tidak bisa memproduksi ASI, tapi bisa memberikan makanan dan minuman yang terbaik untuk istri. Kita juga perlu menyediakan semua kebutuhan istri agar merasa nyaman. Meringankan tulang dan selalu peka terhadap emosi istri. Ambil bergantian mengasuh anak-anak. Suami juga harus berkorban, ”ucapnya.