Menu

Dukungan Bung Karno Untuk Kemerdekaan Palestina : Bangsa Indonesia Berdiri Menantang Penjajah Israel

Rizka 19 May 2021, 09:20
Google
Google

RIAU24.COM -  Indonesia selalu menjadi barisan pembela Palestina. Dukungan itu telah diberikan sejak zaman Presiden pertama sekaligus proklamator kemerdekaan Indonesia, Soekarno atau yang akrab disapa Bung Karno.

Pernyataan Presiden Pertama RI Soekarno (Bung Karno) tentang dukungannya kepada Palestina kembali mengemuka belakangan ini, seiring tindakan Israel terhadap rakyat Palestina.

Dalam pidatonya, Bung karno pernah menegaskan bahwa selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka selama itulah bangsa Indonesia berdiri menantang penjajahan Israel.

“Selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka selama itulah bangsa Indonesia berdiri menantang penjajah Israel,” begitulah pernyataan Soekarno, 1962.

Dukungan Bung Karno terhadap Palestina ditunjukkan saat mulai menggagas Konferensi Asia Afrika (KAA) pada 1953. Dalam forum tersebut, Indonesia dan Pakistan menolak keras diikutsertakannya Israel dalam konferensi tersebut.

Seiring berjalannya waktu, Bung Karno menilai Israel yang didirikan atas bantuan Inggris merupakan bentuk nyata kolonialisme baru yang mengancam perdamaian dunia. Menyikapi hal tersebut, saat penyelenggaraan Konfrensi Asia Afrika (KAA) pada 1955, Soekarno mengundang Palestina meskipun saat itu belum diakui sebagai negara merdeka. Mufti besar Palestina, Syekh Muhammad Amin Al-Husaini mewakili kepentingan Palestina.

Dalam pidato pembukaan KAA, Soekarno secara lantang memberikan dukungan kepada negara-negara yang masih mengalami penjajahan.

"Kolonialisme belum mati, hanya berubah bentuknya. Neokolonialisme itu ada di berbagai penjuru bumi, seperti Vietnam, Palestina, Al-jazair, dan seterusnya," ujarnya.

Dukungan Bung Karno terhadap kemerdekaan Palestina tak terbantahkan dan selalu konsisten. Bukan sekedar lewat kata-kata, tapi juga dibuktikan melalui tindakan nyata.

Pada 1957, atas perintah Soekarno Timnas sepak bola memilih tidak tampil di Piala Dunia ketimbang beradu di satu lapangan dengan Israel.

Ketika Jakarta menjadi tuan rumah Asian Gaes IV pada 1962, pemerintah Indonesia tak memberikan visa kepada kontingen Israel.