Berjuluk Kucing Sembilan Nyawa, Inilah Sosok Komandan Berigade Al Qassam Yang Ditakuti Israel
RIAU24.COM - Sayap militer Hamas, Brigade Al Qassam, menembakkan tujuh rudal ke Yerussalem. Serangan itu menjadi balasan atas kekejian Israel di Masjid Al Aqsa.
Brigade Al Qassam merupakan pasukan tempur yang selama ini berada di garis depan dalam peperangan melawan Israel. Mereka terutama beroperasi di Jalur Gaza, gagah berani menentang pendudukan zionis atas wilayah itu.
Dikutip dari portal Inews.id, Brigade Al Qassam kini dipimpin oleh Mohammad Deif. Siapa dan seperti apa sosok komandan perang yang ditakuti Israel ini?
Terlahir dengan nama Mohammed Diab Ibrahim al-Masri, Deif menjadi orang paling dicari Israel selama 26 tahun terakhir sejak 1995. Dia diburu karena keterlibatannya dalam bom bunuh diri, pembunuhan dan penculikan terhadap tentara Israel: musuh nomor satu rakyat Palestina.
Laporan yang ditulis Global Research menyebut Deif sebagai ‘personifikasi Palestina’. Saat remaja, dia bergabung dengan Ikhwanul Muslimin dan aktif dalam politik mahasiswa di Universitas Islam Gaza.
Saat meletusnya intifada pertama, Deif bergabung dengan barisan milisi Hamas. Dia ditangkap oleh Israel pada Mei 1989, dan dijatuhi hukuman 16 bulan penjara.
Bebas pada 1991, Deif langsung pergi ke Brigade Al Qassam. Di situ dia bertemu Yahya Ayyash yang kelak menjadi mentornya. Yahya Ayyash dijuluki sebagai Sang Insinyur atas kemahirannya membuat bom dan taktik militer.
Peran Deif perlahan terus meningkat dalam struktur komando Hamas. Israel menuding Deif pada 1994 sebagai aktor pembunuhan tiga tentara mereka: Nachshon Wachsman, Aryeh Frankenthal dan Shahar Simani.
Ketika Israel membunuh Ayyash menggunakan ponsel peledak, Deif membalas dendam dengan mendalangi serangkaian serangan bom mematikan terhadap warga Israel pada Februari dan Maret 1996.
“Mohammad Deif kemudian pergi ke bawah tanah. Foto-fotonya sejak itu sangat langka dan tidak ada yang terlihat dalam dekade terakhir,” bunyi ulasan Global Research, dikutip Rabu (12/5/2021).
Tentu saja, Israel mencoba membunuhnya. Setidaknya lima kali serangan ditujukan untuk menghabisi Deif.
Salah satunya terjadi pada 19 Agustus 2014, Angkatan Udara Israel melakukan serangan udara di sebuah rumah di lingkungan Sheikh Radwan di Kota Gaza. Serangan ini menewaskan istri Deif yang berusia 27 tahun. Selain itu putranya, Ali, yang berusia 7 bulan serta Sara, 3, meninggal. Tiga warga sipil juga menjadi korban.
Namun semua serangan itu gagal membunuh Deif dan menjadikan dia semakin melegenda. Kantor Berita AFP dikutip South China Morning Post menyebut reputasi itu menjadikan Deif dijuluki Kucing 9 Nyawa (the cat with nine lives).***