Sebut Busyro Muqoddas Berotak Sungsang, Pemuda Muhammadiyah Balas Pernyataan Ngabalin dan Bilang Begini
RIAU24.COM - Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin menyebut Ketua PP Muhammadiyah Bidang Hukum dan HAM, Busyro Muqoddas berotak sungsang.
Mengenai hal tersebut, Pemuda Muhammadiyah menyebut sikap Ngabalin tercela dan tidak beradab. "Mengatakan berotak sungsang itu sudah sangat mencela dan tidak beradab menurut saya," kata Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Sunanto, dilansir dari Detik.com, Jumat, 14 Mei 2021.
Sunanto menambahkan, apa yang dilakukan Busyro wajar karena mengkritik diperbolehkan di negara ini. Tapi dia justru mempertanyakan sikap Ngabalin yang justru merusak ritme bernegara.
"Kalau saya begini, kan prinsipnya begini bahwa di bangsa ini mengkritik boleh dengan alasan alasan yang kuat kan, tapi membalas kritik dengan mencerca yang saya kira tidak boleh dan itu merusak ritme bernegara," lanjut Sunanto.
Dia juga menyebut dengan Ngabalin menunjuk Busyro berotak sungsang justru terkesan seperti orang berotak sungsang. Katanya, Ngabalin justru sebetulnya menunjuk diri sendiri.
"Orang kalau nunjuk orang berotak sungsang itu sebenarnya dirinya yang sungsang, otaknya yang sungsang, kalau menunjuk orang otaknya sungsang berarti dirinya, karena kalau menunjuk orang itu, menunjuk berarti 4 jarinya ke diri kita, itu sebenarnya dirinya lagi ngomong bahwa otaknya lagi sungsang itu maksud saya," kata dia lagi.
Sunanto menyebut seharusnya kritik dari Busyro dijawab saja oleh pemerintah dengan penjelasan rasional. Dengan demikian, kata dia, itu tidak menjadi terkesan merusak citra Presiden Jokowi dengan mengkerdilkan orang lain.
"Jadi bahwa apa yang disampaikan Pak Busyro seharusnya ditanggapi dengan penjelasan ilmiah lah saya kira begitu. Jadi mengkritik bahwa misal Pak Jokowi melemahkan KPK yang tinggal dibuktikan bahwa Pak Jokowi malah memperkuat, gitu dengan data-data kan beres, rasional gitu, tidak melebar kepada serangan individu dengan mengerdilkan etika dan itu merusak citra Pak Jokowi juga karena menurut saya etika komunikasi Pak Jokowi kan santun gitu, santun dan tidak menjelekkan orang, ya diberesin aja," terang Sunanto.
Kemudian Sunanto juga menyebut Busyro sebagai Muhammadiyah berhak menyampaikan kritik. Sebab, dengan begitu, Muhammadiyah menjalankan amar makruf nahi mungkar.
"Kalau di Muhammadiyah kan ormas, berhak, apalagi amar makruf nahi mungkar gitu, jadi menurut saya kalau misalnya itu sudah ada, menurut Muhammadiyah tidak benar ya disampaikan aja, kan dicari solusinya begitu," tandasnya.