Kane Gamble, Sosok Hacker Remaja Yang Bobol Data Rahasia CIA Untuk Membantu Palestina
RIAU24.COM - Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (AS) atau CIA (Central Intelligence Agency) memang dikenal punya sistem keamanan tercanggih dalam menyimpan segala datanya.
Pada tahun 2016, Kane Gamble dijatuhi hukuman 2 tahun penjara atas aksinya meretas CIA.
Dihadapan hakim Gamble mengakui perbuatannya namun tidak menyesal.
Ia berkata sengaja melakukannya agar publik tau perlakuan AS terhadap Timur Tengah, khususnya Palestina.
Aksinya ini juga bertujuan sebagai bentuk dukungan untuk Palestina karena AS sudah banyak membunuh warga sipil yang dianggap tak bersalah.
Tak tanggung-tanggung, Gamble sukses meretas email pribadi bos CIA saat itu, John Brennan.
Dia juga membocorkan profil puluhan agen intelijen serta data operasi militer AS di Timur Tengah.
Tak cuma Brennan, hacker ini mengaku juga telah membobol sejumlah email dan beberapa akun media sosial petinggi CIA lainnya. Ada 10 dakwaan pidana yang ditujukan ke Gamble soal pelanggaran Undang-Undang Penyalahgunaan Komputer.
Tindak peretasan para pejabat tinggi AS ini ternyata sudah Gamble lakukan sejak 2015, tepatnya dari Juni 2015 hingga Februari 2016. Gamble bahkan berhasil mengumpulkan beberapa informasi rahasia dari akun-akun yang ia retas.
Gamble juga memiliki kelompok hacker bernama Crackas With Attitude (CWA) yang bisa memanfaatkan metode social engineering untuk memanipulasi call center dan help desk agar mereka bisa membocorkan informasi rahasia dan dieksploitasi.
Social engineering sendiri adalah cara seseorang melakukan manipulasi psikologis dari seseorang dalam melakukan aksi, atau juga membeberkan informasi rahasia.
Cara ini biasanya dilakukan via telepon atau dunia maya, dan menjadi salah satu metode andalan hacker untuk memperoleh informasi.
Beberapa tahun lalu, Gamble jua berpura-pura menjadi Brennan saat menghubungi perusahaan telekomunikasi Verizon dan AOL di AS.
Hasilnya, sejumlah dokumen rahasia berhasil ia dapatkan dari inbox email pribadi Brennan. Gamble bahkan juga mendapatkan informasi soal operasi intelijen dan militer yang ada di Iran dan Afghanistan.