Orang Yang Terlalu Berlebihan Menyemprotkan Parfum di Tubuhnya, Cenderung Tak Sadar Bahwa Dirinya Sedang Mengalami Depresi
RIAU24.COM - Untuk aktivitas sehari-hari, parfum atau jenis wewangian lainnya diandalkan untuk menambah keharuman tubuh. Namun, jika pemakaian parfum tersebut berlebihan, siapa sangka di balik semerbaknya terdapat tanda perasaan tertekan atau depresi di sana.
Faktanya, parfum tak hanya digunakan sebagai pengharum tubuh, tetapi mungkin juga aroma identitas pemakainya, baik pria maupun wanita.
Nah, menurut sebuah penelitian, orang yang menyemprotkan parfum di tubuhnya terlalu berlebihan, ada kemungkinan ia tak sadar bahwa dirinya tengah dilanda depresi.
Pertama-tama, ketahuilah bahwa depresi merupakan suatu gangguan mental yang sering disepelekan. Padahal, jika tidak ditangani dengan tepat, depresi bisa berujung pada menyakiti diri, hingga percobaan bunuh diri. Cara paling efektif untuk mengatasi depresi adalah diagnosis tahap awal, sehingga penderita bisa mendapat terapi yang tepat agar tak berujung pada bunuh diri.
Menurut penelitian yang dilakukan Universitas Tel Aviv, Israel, ada hubungan antara depresi dan kelenjer penciuman. Di mana ada penurunan fungsi indra penciuman, sehingga seseorang cenderung menyemprotkan parfum lebih banyak. Umumnya ini terjadi pada wanita.
Selain itu, wanita yang depresi pun mengalami penurunan berat badan, karena penurunan fungsi indra penciuman sehingga terjadinya penurunan nafsu makan.
Depresi juga dipercaya memiliki akar biologis dan mungkin merupakan respons sistem kekebalan tubuh akan isyarat fisiologi tertentu. Banyak pasien dengan penyakit autoimun seperti lupus juga mengalami depresi. Depresi di sini bukan hanya karena perasaan emosional akibat memiliki penyakit, tetapi juga disebabkan oleh penyebab biologis.
Walaupun begitu, tetap dibutuhkan pemeriksaan oleh dokter untuk mengetahui seseorang mengalami depresi.