Ilmuwan Menemukan Mumi Mesir Kuno Adalah Seorang Wanita Hamil
RIAU24.COM - Mumi Mesir kuno yang pernah diyakini sebagai sisa-sisa pendeta pria sebenarnya adalah tubuh wanita yang dibalsem pada trimester ketiga kehamilan, kata para ilmuwan Polandia, Jumat, 30 April.
Marzena Ozarek-Szilke, seorang antropolog di Proyek Mumi Warsawa, sedang memeriksa CT scan mumi di Museum Nasional di ibu kota Polandia ketika dia melihat sesuatu yang aneh.
"Ketika saya melihat panggul yang lebih rendah dari mumi kami, saya tertarik dengan apa yang ada di dalamnya ... Saya pikir saya melihat kaki kecil," kata Ozarek-Szilke.
Dia meminta suaminya, seorang arkeolog yang juga mengerjakan proyek itu, untuk melihatnya.
zxc1
"Suami saya melihat gambar itu dan sebagai ayah dari tiga anak, dia berkata: 'Ya, itu kaki'. Pada saat itu ... seluruh gambar mulai bersatu," kata Ozarek-Szilke kepada Reuters.
Mumi itu datang ke Polandia pada abad ke-19 ketika Universitas Warsawa yang baru lahir sedang membuat koleksi barang antik. Selama beberapa dekade, mumi itu diperkirakan milik seorang pendeta Mesir kuno bernama Hor-Dehuti.
Namun, dalam sebuah penemuan yang terungkap dalam Journal of Archaeological Science pada hari Kamis, para ilmuwan di Proyek Mumi Warsawa mengatakan mumi itu sebenarnya adalah seorang wanita berusia dua puluhan yang hamil antara 26 dan 28 minggu.
Penyebab kematiannya tidak jelas, tetapi Ozarek-Szilke mengatakan kehamilan mungkin ada hubungannya dengan itu.
“Bisa jadi kehamilan itu sendiri yang turut menyebabkan kematian perempuan ini. Sekarang kita punya obat modern, perempuan yang hamil antara 20-30 minggu dan sesuatu terjadi pada kehamilannya, mereka punya kesempatan untuk diselamatkan. Dulu bisa. tidak mungkin, "katanya.
Penemuan ini menyoroti peran anak-anak yang kurang diketahui di Mesir kuno dan kepercayaan agama pada masa itu, tetapi juga menimbulkan banyak pertanyaan, menurut Wojciech Ejsmond, wakil direktur Proyek Mumi Warsawa.
"Apa status anak ini dalam agama Mesir? Apakah ia memiliki jiwa, dapatkah ia pergi ke alam baka dengan sendirinya, apakah ia dapat terlahir kembali di alam baka ... jika ia belum lahir?"
Ejsmond mengatakan para ilmuwan akan mempelajari mumi lebih lanjut untuk menentukan penyebab kematian dan menentukan mengapa janin tertinggal di dalam tubuh.
“Kita harus terbuka dengan segala kemungkinan,” ujarnya.