Menuai Manfaat Dari Media Sosial, Bahkan Dari Hal Yang Paling Sederhana
RIAU24.COM - Sadam alias Mazzini Giuseppe, pemilik akun Twitter @mazzini_gsp, pernah menjadi aktivis sejarah dan memiliki pengikut puluhan ribu. Namanya melejit di media sosial berkat utasnya tentang sejarah.
Perlahan tapi pasti, hidupnya berubah setelah dikenal luas di jagat Twitter. Mulai dari manfaat untuk pribadi, seperti materi hingga manfaat untuk masyarakat luas.
“Sedikit ada perubahan dari segi keuangan. Tapi itu bonus ya. Yang membuat saya lebih merasakan perubahan adalah saya merasa hidup saya sedikit lebih bermanfaat,” ujar Mazzini.
Mazzini bersyukur menjadi salah satu orang yang bisa membuka ruang diskusi sejarah dan membawa diskusi sejarah yang terjangkau ke berbagai pihak, baik yang sudah berkecimpung di dunia sejarah maupun yang belum.
“Karena berkaitan dengan sejarah, maka sisi positif dari media sosial dirancang untuk dapat membuka diskusi sejarah yang tidak ada di dalam text book, dengan bahasa yang mudah dipahami. Dampaknya, ruang diskusi terbuka lebar dan luas. Jadi kok banyak orang suka sejarah karena kontennya yang tersebar di seluruh dunia. media sosial, ”jelas Mazzini.
zxc1
Menghasilkan keuntungan
Ya, seperti Saddam. Selain itu, media sosial juga dapat membangun hubungan dengan rekan kerja, keluarga, dan membuat seseorang dikenal di seluruh dunia dengan cepat.
“Media sosial memberikan berbagai manfaat dan peluang bagi generasi milenial untuk memberdayakan diri dengan berbagai cara. Milenial dapat menjaga hubungan sosial yang baik dan mendukung jaringan yang mungkin sebelum media sosial tidak memungkinkan, dan dapat mengakses informasi lebih banyak dari sebelumnya,” kata Pratama, dihubungi. VOI.
Selain dari sisi hubungan sosial, jika dimanfaatkan dengan baik, media sosial juga bermanfaat untuk bisnis. Untuk ranah bisnis, melalui media sosial semakin memudahkan dalam berinteraksi dengan pelanggan dan berbagi informasi secara real time. Hal ini tentunya membantu wirausahawan menjangkau pelanggan mereka dengan lebih baik, memperluas jaringan mereka secara online, dan menjual serta mempromosikan produk dan layanan mereka.
Bagi generasi muda yang sudah beranjak dewasa secara digital, memang banyak aktivitas yang melibatkan media sosial. Bahkan bersosialisasi di media sosial bisa digunakan untuk mencari uang dan belajar.
Meski banyak sisi positifnya, bukan berarti tidak ada risiko. Perilaku media sosial di Indonesia terkadang dapat merugikan orang lain, yang tidak dapat dihindari. Bahkan, Microsoft telah memasukkan Indonesia ke dalam daftar pengguna media sosial yang tidak sopan.
Selain itu, Pratama juga memberikan kasus lain, misalnya kasus Dayana dan Fiki Naki. Saat Dayana mengungkapkan tak membutuhkan WNI, para pengguna Instagram di Indonesia pun ramai-ramai meng-unfollow akun Dayana yang sebelumnya memiliki 2,1 juta follower hingga 1,3 juta follower.
Intinya, kita harus pintar-pintar mengelola media sosial agar tidak pulang. Jadi, bagaimana Anda memetik manfaat dari media sosial?
zxc2
Menuai manfaatnya
Kata Pratama, kunci solusinya adalah kurikulum internet yang sehat untuk memasuki jenjang pendidikan, sehingga sejak dini internet bisa diarahkan menjadi produktif, aktif dan positif. Jangan hanya mengkritik tapi juga kreatif membuat konten positif atau melakukan gerakan positif berbasis internet.
Selain faktor eksternal, perlindungan diri juga perlu dilakukan agar media sosial tetap positif. Menurut Mazzini, media sosial pada dasarnya juga perlu melindungi diri sendiri. Hal ini bisa dilakukan dengan cara melewatkan konten yang dianggap negatif, bisa juga diredam atau diberitakan, yang fiturnya sudah tersedia di media sosial.
“Juga filter akun yang sedang diikuti itu toksik atau tidak, kalau beracun langsung di-unfollow saja alih-alih memakan waktu lama dengan dampak negatif dari konten yang dia bagikan,” tambahnya.
“Jika Anda adalah kreator konten di media sosial, coba rancang konten yang ingin Anda bagikan, konseptualisasikan terlebih dahulu, matangkan, sehingga orang tidak akan salah paham terhadap konten kita. Entah salah paham itu berupa disinformasi atau salah paham yang mengundang orang untuk ikut serta membully, "pungkas Mazzini.