Siapa Sangka, Pria Yang Dulu Hidup Susah Jualan Koran dan Jadi Supir Angkot, Kini Ditunjuk Jokowi Jadi Menteri
RIAU24.COM - Perubahan nomenklatur Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menjadi Kementerian Investasi tak menggoyahkan posisi Bahlil Lahadalia. Dia bakal dilantik sebagai Menteri Investasi sore ini.
Lantas, bagaimana sebenarnya sosok Bahlil ini sehingga dipilih oleh Presiden Jokowi? Bahlil Lahadalia berlatar belakang pengusaha. Bakat dagangnya sudah terlihat sejak kecil. Saat masih duduk di bangku SD, dia sudah membantu ibunya berjualan kue.
Sebagai salah satu anak tertua dari delapan bersaudara, Bahlil kecil harus mengais rezeki untuk membantu ekonomi keluarga. Saat beranjak remaja, berbagai pekerjaan serabutan dilakoni pria asal Maluku itu mulai dari berjualan ikan di pasar hingga menjadi kondektur dan sopir angkot.
Nekat merantau ke Jayapura, Bahlil terus mencari uang demi membiayai kuliahnya. Dia mengaku kehidupannya saat itu sangat keras. Apapun dikerjakannya, termasuk berjualan koran.
Dihimpit kemiskinan, Bahlil menyebut menjadi pengusaha bisa menjadi jalan keluar. Dia sempat bekerja selama satu tahun di perusahaan konsultan IT di Papua. Dia memutuskan untuk berkembang meski sudah dapat gaji besar dan segudang fasilitas.
Kemudian, dia mendirikan perusahaan perdagangan kayu. Modalnya berasal dari gaji dan uang pesangon. Perusahaan pertama gagal. Dia bangkrut. Memasuki tahun 2000, usahanya mulai bangkit setelah beberapa kali mencoba.
Pada 2003, dia mendaftar sebagai anggota Hipmi. Bisnis Bahlil kemudian terus melambung melalui bendera PT Rifa Capital. Induk perusahaan ini memiliki 10 anak usaha yang tersebar di berbagai sektor mulai dari tambang hingga konstruksi.
Di Papua, perusahaannya terlibat dalam pembangunan jalan Trans Papua sepanjang 300 km dan proyek pelabuhan penumpang dan peti kemas di Fakfak. Selain itu, Rifa lewat anak usahanya juga memiliki tambang batu bara di Fakfak dan nikel di Halmahera.
Dia menyodorkan nama Rosan Roeslani dan Muhammad Lutfi untuk menjadi menteri Jokowi. Namun, reaksi Presiden cukup mengejutkan. "Tadi Adinda Bahlil menyorong-nyorongkan dan merekomendasikan beberapa yang hadir di sini. Tapi saya tahu. Dia ini pintar, sebetulnya beliau itu menyorot dirinya sendiri tapi ditutup oleh beliau berdua (Rosan dan Lutfi). Tapi kelihatan sekali, beliau berdua ini pesaingmu lho," kata Jokowi saat itu.
Orang nomor satu di republik tersebut akhirnya menunjuk Bahlil sebagai Kepala BKPM. Dia dibebani target investasi yang cukup tinggi oleh Presiden. Salah satu ceritanya yang terkenal yaitu menyelesaikan proyek-proyek mangkrak.
Bahlil mengklaim menuntaskan investasi mangkrak senilai Rp517,6 triliun. Berdasarkan hitung-hitungannya, jumlah itu setara 73 persen dari total investasi yang mangkrak yang mencapai Rp708 triliun. Dia pun merefleksikan perjalanan kariernya dari Banda hingga Jakarta menjadi pejabat.
"44 tahun lalu, seorang bayi laki-laki lahir di Desa Gunung Api Utara, di Kampung Batu Angus. Bayi tersebut menyelesaikan sekolah dasar di Banda, lanjut ikut orang tua di Papua. Bertransformasi dari hidup susah, pernah menjadi kondektur dan sopir angkot, lalu bisa menjadi Ketua Umum HIPMI, yang baru kali itu berasal dari Timur. Kini, 44 tahun kemudian, dipercaya oleh Bapak Presiden untuk mengemban amanah menjadi Kepala BKPM. Tidak ada keberhasilan tanpa perjuangan," tuturnya seperti dikutip dari Inews.id.***