Kasus Covid-19 Pertama di Gunung Everest, Para Pendaki Bertaruh Nyawa
RIAU24.COM - Dokter mengonfirmasi kasus Covid-19 pertama di Gunung Everest setelah Nepal kembali membuka gunung tertinggi di dunia itu untuk para pendaki asing.
Beberapa pendaki diterbangkan dari Kamp Dasar Everest ke Rumah Sakit CIWEC di ibu kota Nepal, Kathmandu, tempat mereka dinyatakan positif terkena virus, kata direktur medis rumah sakit, Prativa Pandey, kepada The New York Times.
zxc1
Tes positif pertama di gunung dilaporkan oleh majalah Outside pada hari Selasa (20/4) ketika seorang pasien yang awalnya diduga mengalami edema paru di ketinggian dievakuasi dengan helikopter dan dinyatakan positif COVID-19 di rumah sakit.
Akibatnya, seluruh tim pendaki lainnya mulai dikarantina di base camp.
Dalam upaya untuk mencegah penyebaran, unit perawatan kesehatan dataran tinggi sementara telah didirikan di base camp di ketinggian 17.600 kaki dan para pendaki diuji secara teratur untuk COVID-19.
Menurut data yang dikumpulkan Universitas Johns Hopkins, Nepal telah melaporkan 292.152 kasus COVID-19 dan 3.117 kematian terkait dengan virus tersebut sejak dimulainya pandemi.
Para ahli telah memperingatkan bahwa ketinggian gunung dapat membuat wabah menjadi lebih berbahaya.
"Saat Anda duduk di Kamp Dasar Everest pada ketinggian 17.600 kaki, sistem kekebalan Anda terganggu karena kekurangan oksigen. Bahkan luka kecil di jari Anda tidak akan sembuh sampai Anda kembali ke lingkungan yang kaya oksigen. Saya pikir risikonya sangat tinggi dan orang-orang mempertaruhkan nyawa mereka apabila mendaki," kata Alan Arnette, koresponden Everest majalah Outside.