Kiprah para ”Kartini” Yang Berjibaku di Kerasnya Perusahaan Pengeboran Minyak
Sesuai namanya, Army lahir dan besar di tengah keluarga yang berlatar belakang tentara. Ayah dan ibunya sama-sama mengabdi kepada negara sebagai perwira dan prajurit TNI. Tak heran jika Army mudah menyesuaikan diri di lingkungan yang didominasi laki-laki.
Dukungan keluarga tak perlu diragukan. Suaminya juga bekerja di PT CPI sehingga sangat memahami tuntutan peran dan tanggung jawab Army di kantor.
"Dukungan lain yang juga penting adalah dari Perusahaan, di mana perempuan mempunyai hak yang sama, tanpa adanya diskriminasi sehingga perempuan tetap dapat terwakili hingga jenjang tertinggi sekalipun," beber Army yang sudah 20 tahun bergelut di bidang K3L. Dia menilai perempuan tetap mampu bersaing dengan laki-laki di di dunia kerja.
Lebih lanjut, Army menjelaskan bahwa perhatian PT CPI terhadap pegawai perempuan dan nilai keberagaman juga tercermin, salah satunya, pada upaya perlindungan pegawai yang menggunakan hijab. Perusahaan mendesain alat pelindung diri berupa hijab khusus yang digunakan oleh pegawai perempuan yang bekerja di fasilitas produksi migas. Hijab tersebut menggunakan bahan yang sama dengan baju Flame Resistant Clothing (FRC) sehingga tidak mudah terbakar.
Penggunaan hijab jenis ini merupakan yang pertama di antara seluruh wilayah kerja Chevron di dunia. ”Bagi kami pegawai perempuan, kebijakan itu tentu merupakan wujud nyata dari nilai-nilai Perusahaan,’’ ungkap Army, yang pernah bertugas di tiga wilayah operasi berbeda di Riau, yakni di Dumai, Rumbai, dan saat ini Duri.
Kiprah Zizie dan Army merupakan sebagian contoh keuletan kaum perempuan di tengah industri yang banyak digeluti kaum laki-laki. Sepanjang mampu menunjukkan prestasi dan kinerja mumpuni, siapapun akan memiliki kesempatan yang sama untuk bersaing tanpa memandang gender.**(rls)