Menu

Harga Minyak Sawit Mentah Naik jadi Penyebab Naiknya Harga Sawit di Riau

Muhammad Iqbal 20 Apr 2021, 15:41
Kabid Pengolahan dan Pemasaran Dinas Perkebunan (Disbun) Riau, Defris Hatmaja
Kabid Pengolahan dan Pemasaran Dinas Perkebunan (Disbun) Riau, Defris Hatmaja

RIAU24.COM - Harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Provinsi Riau periode 21 - 27 April 2021 terjadi kenaikan. Kabid Pengolahan dan Pemasaran Dinas Perkebunan (Disbun) Riau, Defris Hatmaja menyebutkan ada beberapa hal yang menyebabkan naiknya harga sawit tersebut.

"Faktor internal, naiknya harga TBS periode ini disebabkan oleh terjadinya kenaikkan dan penurunan harga jual CPO dan kernel dari beberapa perusahaan yang menjadi sumber data," kata dia, Selasa, 20 April 2021.

Dirincikannya, untuk harga jual CPO, PT. PTPN V mengalami kenaikkan harga sebesar Rp 108,75/Kg, PT. Sinar Mas Group mengalami penurunan harga sebesar Rp 7,45/Kg,  PT. Asian Agri Group mengalami kenaikkan harga sebesar Rp 179,65/Kg, PT. Citra Riau Sarana mengalami kenaikkan harga sebesar Rp 113,00/Kg dari harga minggu lalu.

"Sedangkan untuk harga jual Kernel, PT. Asian Agri Group mengalami kenaikkan harga sebesar Rp. 101,00/Kg, PT. Citra Riau Sarana mengalami penurunan harga sebesar Rp. 41,64/Kg dari harga minggu lalu," kata dia lagi.

Sementara dari faktor eksternal, lanjut Defris, naiknya harga TBS minggu ini karena harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) naik di pekan ini, bahkan diramal masih akan tetap tinggi hingga Juni nanti.

"Kabar baik datang dari segala penjuru bagi minyak nabati ini, mulai dari ekspor yang menanjak hingga pertumbuhan ekonomi negara konsumen terbesar yang diproyeksikan lebih tinggi dari prediksi sebelumnya," ucapnya.

Melansir data Refinitiv, harga minyak CPO di bursa derivatif Malaysia untuk kontrak Juli melesat 4,56% ke 3.716 ringgit per ton sepanjang pekan ini.  Ekspor minyak sawit diperkirakan tembus 585 ribu ton hingga pertengahan bulan April ini.

"Dimulai dari Intertek Testing Service (ITS), ekspor minyak sawit Malaysia tercatat naik 15,4% (mom) pada periode 1-15 April dibandingkan dengan periode yang sama sebelumnya menjadi 585.280 ton," kata Defris.

Kemudian India, yang juga konsumen  CPO terbesar PDB-nya diprediksi melesat 12,5% sepanjang tahun ini, lebih tinggi 1 poin persentase ketimbang proyeksi bulan Januari," tandasnya.