Meskipun Tengah Berselisih Soal Muslim Uighur, Amerika Serikat dan China Sepakat Bekerja Sama Perangi Perubahan Iklim
RIAU24.COM - Amerika Serikat dan China sepakat untuk bekerja sama memerangi perubahan iklim setelah pertemuan di Shanghai selama akhir pekan.
Dalam pernyataan bersama yang dirilis Sabtu malam (17/4), negara-negara tersebut mengatakan krisis iklim "harus ditangani dengan keseriusan dan urgensi yang dituntutnya" dan mereka akan bekerja dengan negara lain untuk menegakkan dan meningkatkan komitmen mereka pada Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim dan Perjanjian Paris.
"Amerika Serikat dan China akan terus berdiskusi, baik di jalan menuju COP 26 dan di luar tindakan konkret pada tahun 2020-an untuk mengurangi emisi yang bertujuan untuk menjaga batas suhu sesuai Perjanjian Paris," kata pernyataan itu.
Kesepakatan itu datang setelah dua hari pertemuan antara Utusan Khusus Presiden AS untuk Iklim John Kerry dan Utusan Khusus China untuk Perubahan Iklim Xie Zhenhua di Shangai pada Kamis dan Jumat.
Dalam pernyataan terpisah, Kementerian Ekologi dan Lingkungan China mengatakan pembicaraan itu "jujur, mendalam dan konstruktif."
"Kedua belah pihak mengakui bahwa perubahan iklim adalah ancaman serius dan mendesak bagi kelangsungan hidup dan perkembangan umat manusia," kata kementerian itu.
Kementerian tersebut mengatakan kedua negara juga akan "lebih memperkuat pertukaran dan kerja sama di berbagai bidang seperti memperkuat langkah-langkah kebijakan, mempromosikan transisi hijau dan rendah karbon dan mendukung energi dan pembangunan rendah karbon di negara-negara berkembang."
Kerry dalam sebuah wawancara hari Minggu (18/4), mengatakan bahwa pembicaraan itu difokuskan pada perubahan iklim meskipun ada perselisihan yang sedang berlangsung antara Amerika Serikat dan China mengenai otonomi Hong Kong dan pelanggaran hak asasi manusia terhadap populasi Muslim Uighur di China.
"Sangat penting bagi kami untuk mencoba menjauhkan hal-hal lain itu, karena iklim adalah masalah hidup atau mati di banyak bagian dunia yang berbeda," kata Kerry.
Tak lama setelah menjabat, Presiden AS Joe Biden menandatangani perintah eksekutif yang mengamanatkan bahwa Amerika Serikat bergabung kembali dengan Perjanjian Paris, setelah pendahulunya Donald Trump menarik diri dari kesepakatan tentang perubahan iklim.
"Kami telah melihat komitmen sebelumnya di mana semua orang gagal," katanya. "Maksudku, sejujurnya, kita semua gagal. Seluruh dunia saat ini gagal. Ini bukan latihan menunjuk jari dari satu negara saja."