Bisa Picu Perang Agama, Tindakan Militer Israel Sabotase Menara Mesjid Al Aqsa untuk Halangi Azan Dikecam
RIAU24.COM - Tindakan semena-mena kembali dilakukan pasukan keamanan Israel dengan memutus pasokan listrik ke menara utama Masjid Al-Aqsa untuk menghalangi azan dikumandangkan dengan pengeras suara. Pihak Palestina mengecam tindakan itu dan menyebutnya bisa memicu perang agama.
Administrator masjid mengatakan pasukan Israel pada hari Rabu menyabotase kunci pintu di empat menara Masjid Al-Aqsa dalam upaya untuk membungkam azan. Tindakan pasukan Zionis itu dilakukan setelah pejabat Wakaf—lembaga yang mengawasi situs suci Yerusalem—menolak mematikan pengeras suara pada hari pertama Ramadhan.
Pejabat wakaf mengatakan Israel menginginkan ketenangan ketika para tentara berdoa di Tembok Barat atau Tembok Buraq untuk memperingati Memorial Day, hari untuk mengenang para tentara Israel yang tewas dalam perang dan korban serangan. Tembok Barat berdekatan dengan Masjid al-Aqsa.
“[Pasukan Israel] secara paksa menyerbu menara Masjid Al-Aqsa setelah memotong kunci pintu dengan peralatan khusus, kemudian mereka memotong kabel menara utama di masjid,” kata Sheikh Omar al-Kiswani, yang mengelola Temple Mount untuk Wakaf Islam yang didukung Yordania.
Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas, melalui juru bicaranya, mempertimbangkan insiden itu sebagai kejahatan rasis. "Ini adalah serangan rasis terhadap kesucian tempat-tempat suci dan kebebasan beribadah," kata juru bicara Abbas, Nabil Abu Rudeineh seperti dilansir Sindonews.
"Kebijakan seperti itu dapat mengubah konflik menjadi perang agama terbuka yang akan merusak perdamaian dan keamanan internasional—sesuatu yang akan menjadi tanggung jawab penuh Israel," kata Abu Rudeineh.
Pihak pasukan Israel menolak mengomentari operasi sabotase tersebut. Mereka menolak menjawab melalui telepon atau pertanyaan email tertulis.
Situs suci tempat berdirinya Masjid Al-Aqsa dan Temple Mount itu dihormati oleh umat Muslim dan Yahudi dan merupakan tempat di mana banyak orang Palestina sering berkumpul, terutama untuk salat Jumat. Situs ini telah lama menjadi titik nyala, dan konfrontasi antara Palestina dan pasukan keamanan Israel yang terkadang berubah menjadi konflik mematikan.
Setelah merebut wilayah dan sisa Kota Tua Yerusalem dari Yordania dalam Perang Enam Hari 1967, Israel terus memberikan Wakaf—lembaga yang didanai dan dikendalikan oleh pemerintah Yordania—kendali penuh atas wilayah situs suci tersebut. Pasukan keamanan Israel hadir di area itu dan bekerja dalam koordinasi dengan Wakaf.
Orang Yahudi diizinkan untuk berkunjung, tetapi tidak seperti Muslim, dilarang keras untuk berdoa di halaman Temple Mount.***