Rambut Rontok adalah Bukti Kamu lagi Stres Berat, Simak Penjelasannya
RIAU24.COM - Diketahui bahwa stres kronis dapat menyebabkan rambut rontok, tetapi bagaimana sebenarnya stres menyebabkan rambut rontok masih menjadi misteri.
Sebuah studi baru yang dilakukan oleh para peneliti di Universitas Harvard dapat memberikan petunjuk. Diterbitkan dalam jurnal Nature, para peneliti menentukan bahwa hormon stres menjaga sel induk folikel rambut dalam fase istirahat yang diperpanjang, artinya pertumbuhan rambut baru ditunda untuk waktu yang lebih lama dari biasanya.
Pertama, penting untuk memahami tiga tahap pertumbuhan rambut: pertumbuhan, istirahat, dan degenerasi. Pada tahap pertama, sel-sel folikel rambut diaktifkan dan rambut terus diproduksi, yang kedua, rambut tetap dalam keadaan istirahat tetapi masih dapat rontok, dan pada tahap terakhir - degenerasi - rambut rontok.
"Selama fase istirahat, sel punca diam dan rambut rontok lebih mudah. Rambut rontok dapat terjadi jika rambut rontok dan sel punca tetap diam tanpa meregenerasi jaringan baru," jelas siaran pers yang menyertai temuan penelitian tersebut.
Dilansir dari Fox News, para peneliti secara khusus mengamati kelenjar adrenal, yang menghasilkan hormon stres yang disebut kortikosteron, dan kaitannya dengan rambut rontok pada tikus. (Kortikosteron pada tikus dianggap setara dengan hormon stres kortisol yang diproduksi pada manusia).