Tahukah Anda, Inilah Pulau Terpadat di Dunia, Ratusan Ternak Dipaksa Memakan Sampah dan Sisa-sisa Kertas Untuk Bertahan Hidup
Pilihan lain untuk menikmati Pulau Bungin adalah matahari terbenam di tepi pantai. Duduk di dermaga dengan lingkungan yang ramai dan ditemani sinar matahari yang mulai redup menjadi pengalaman yang tak terlupakan. Pulau Bungin sendiri tidak memiliki garis pantai dan daratan hijau. Tidak adanya lahan hijau membuat ternak di pulau ini sulit mencari makan. Saking sulitnya, ternak di sini bahkan terpaksa memakan sampah dan sisa-sisa kertas atau karton.
Saat ini hampir tidak ada lahan kosong di pulau itu karena setiap tahun pulau ini terus bertambah luas. Reklamasi adalah satu-satunya pilihan untuk memiliki rumah untuk menampung keluarga yang baru menikah. Rata-rata, ada 100 rumah baru setiap tahun di pulau ini. Pulau yang memiliki luas 8,5 hektar ini dihuni sekitar 3.400 jiwa. Sebagian besar masyarakat Bungin adalah keturunan Suku Bajau dari Sulawesi Selatan yang dikenal sebagai pengembara laut dan penyelam ulung.
Jika ingin menjelajah Pulau Bungin bisa berkeliling sambil ngobrol dengan orang-orang Suku Bajo yang ramah. Dari daratan, Pulau Bungin bisa ditempuh dengan menggunakan perahu motor atau lewat darat melalui jalan buatan.
Dari Pulau Lombok Anda bisa melakukan perjalanan dari Pelabuhan Kayangan, Lombok Timur menuju ke Kecamatan Poto Tano, Sumbawa. Perjalanan akan memakan waktu kurang lebih enam hingga delapan jam untuk sampai di Pulau Bungin.