Jalur Air Tersibuk di Dunia, Terusan Suez Diblokir Oleh Kapal Kontainer Sepanjang 400m
RIAU24.COM - Kita tahu jika Terusan Suez merupakan jalur penting dalam perdagangan utama yang menghubungkan Asia dan Eropa.
Namun, tahukah Anda tentang kabar terakhir Terusan ini?
Ternyata, Terusan Suez telah diblokir oleh kapal kontainer sepanjang 400 meter. Terusan Suez yang menghubungkan Laut Merah dan Laut Tengah di Mesir mengalami kemacetan usai kapal kargo raksasa milik Jepang, Ever Given menutupi jalur tersebut. Akibatnya jalur pelayaran dan perdagangan global mengalami kelumpuhan.
Insiden itu terjadi pada tanggal 23 Maret saat Ever Given, sebuah kapal kontainer besar terlempar dari jalur angin kencang. Hal ini menyebabkan kapal seberat 200.000 ton (200.000.000 kg) itu terdampar dan tersangkut ke samping.
Kapal ini memiliki panjang 400 meter (setinggi Empire State Building dan 52 meter lebih pendek dari KLCC), lebar 59 meter dan benar-benar menutup kanal. Semua 25 awak di dalam pesawat selamat.
Sekitar 150 kapal dari kedua belah pihak menunggu untuk melewati kawasan itu, jalur alternatif adalah melewati Tanjung Harapan di ujung selatan Afrika tetapi perjalanan akan memakan waktu dua minggu lebih lama. Terusan Suez menyumbang 12% dari perdagangan global, menurut BBC.
CEO Evergreen Marine telah meminta maaf atas semua masalah yang ditimbulkan dan menjelaskan bahwa operasi pengapungan kembali kapal terbukti "sangat sulit". Untuk memudahkan lalu lintas, pihak berwenang Mesir telah membuka kembali saluran lama.
Pemilik kapal dari perusahaan Shoei Kisen Kaisha menyampaikan permintaan maaf atas gangguan perdagangan global. Sebagai informasi, saat kejadian, kapal itu disewa oleh perusahaan pelayaran Taiwan, Evergreen Marine.
"Kami dengan tulus meminta maaf karena telah menimbulkan kekhawatiran besar bagi kapal-kapal di Terusan Suez dan mereka yang berencana melewati kanal itu," kata pihak Shoei Kisen Kaisha, dikutip dari BBC, Jumat (26/3/2021).
Pihaknya mengaku terus mencoba menyelesaikan secepat mungkin. Tetapi masih mengalami kesulitan. Insinyur kelautan dan tim penyelamat pun gagal dalam upaya terakhir mereka pada hari Kamis kemarin.
"Bekerja sama dengan otoritas lokal dan Bernhard Schulte Shipmanagement, sebuah perusahaan manajemen kapal, kami mencoba untuk mengapung kembali Ever Given, tetapi kami menghadapi kesulitan yang ekstrim," tambahnya.
Menurut Reuters, perusahaan penyelamat yang mencoba mengapung kembali kapal tersebut mengatakan bahwa operasi tersebut mungkin memakan waktu hingga berminggu-minggu. Kapal Ever Given sepanjang 400 m, berbobot 200.000 ton itu telah terjepit pada, Rabu (24/3). Hal itu mengakibatkan kemacetan dan menciptakan tailback yang panjang di jalur air, dengan lebih dari 150 kapal saat ini mengantre di daerah tersebut untuk lewat.
Adapun rute alternatif yang menjadi pilihan jalur perdagangan yakni Tanjung Harapan di ujung selatan Afrika. Namun, bisa memakan waktu dua minggu lebih lama.
Kami tentu berharap hal itu tidak terjadi karena secara tidak sengaja akan menyebabkan efek riak di seluruh industri dan ekonomi.