Menu

Di Indonesia Ikan Ini Diminati Masyarakat dan Harganya Cukup Mahal, Tapi di Australia Malah Dianggap Hama

Satria Utama 26 Mar 2021, 09:12
Ikan mas
Ikan mas

RIAU24.COM -  Masyarakat Indonesia pasti sudah tidak asing lagi dengan jenis ikan yang satu ini. Ya, ikan mas telah luas dikenal oleh masyarakat Indonesia karena dapat dengan mudah dijumpai di banyak tempat. Tak hanya dijadikan sebagai ikan konsumsi, ikan mas juga banyak dipelihara sebagai ikan hias.

Sebagai salah satu jenis ikan air tawar dengan komoditas terbanyak di Indonesia, ikan ini diketahui rutin diproduksi hingga puluhan ribu ton setiap tahunnya. Hal ini tak lain ditengarai oleh banyaknya permintaan pasar serta cara budidayanya yang terbilang cukup mudah dilakukan.

Jika di Indonesia ikan mas sangat diminati dan dibudidayakan, di Australia justru sebaliknya, ia dianggap sebagai hama. Ikan mas yang dikenal dengan nama 'common carp' (Cyprinus carpio) di Australia terkenal sebagai ikan pemakan lumpur dan perusak kualitas air. Kebanyakan sistem sungai di Australia memiliki massa jenis besar ikan mas. 

Sebuah penelitian di Australia menemukan, sebanyak 360 juta ekor ikan mas tinggal di saluran air Australia di tahun yang "basah" ini. Sementara di "tahun biasa", jumlah ikan mas bisa turun hingga 200 juta, menurut ilmuwan yang terlibat dalam penyusunan Rencana Pengendalian Ikan Mas Nasional di Australia.

Kepala ilmuwan Institut Arthur Rylah Bidang Penelitian Lingkungan, Jarod Lyon mengatakan 96 persen ikan mas yang teridentifikasi ditemukan di daerah pantai timur Australia. "Ketika jumlahnya mulai di atas 100 kilogram, per hektar, mulai muncul dampak terhadap segala jenis biota, tumbuhan air, ikan, dan burung dan binatang lainnya." 

Menurut Dr Lyon, ikan mas berkembang biak karena sungainya tidak mengalir. "Mereka membawa lumpur ke sungai, jumlahnya sudah terlalu banyak hingga mengalahkan spesies aslinya." 

Warga 'Riverland' bernama Kym Manning mengatakan telah menyaksikan perubahan kondisi sungai tersebut dari waktu ke waktu. 

"Ketika saya muda, tidak pernah ada ikan mas, ikan mas pertama yang saya lihat ada di tahun '70-an. Ikan mas telah membawa perubahan yang buruk," katanya seperti dilansir detik.com.

Pemerintah federal Australia mengumumkan akan menggelontorkan dana sebesar A$15 juta untuk meneliti kemungkinan penyebaran virus herpes ikan mas yang dianggap kontroversial pada bulan Mei 2016. 

Namun banyak nelayan komersil, seperti Garry Warrick dari Barmera, di 'Riverland' Australia Selatan skeptis terhadap virus herpes ikan mas dan dampak yang ditimbulkan ikan mas mati terhadap spesies lainnya. "Kita tidak akan bisa mengambil semua ikan mas yang ada, bahkan jika ada virus," kata Warrick.***