Sidang Lanjutan Perkara Rizieq Shihab Kembali Memanas : Saya Didorong, Saya Tidak Mau Hadir
RIAU24.COM - Terdakwa kasus kerumunan di Petamburan, Rizieq Shihab, kembali membuat jalannya sidang lanjutan di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Jumat (19/3/2021) pagi, memanas.
Gara-garanya, Rizieq kembali menolak melakukan sidang virtual yang menjadi keputusan hakim karena kondisi pandemi.
Rizieq bersikeras karena tetap ingin hadir secara fisik di Pengadilan. Dia menolak jika sidang dilanjutkan secara online.
Rizieq sempat disorot di lorong Bareskrim Polri saat dia menolak masuk ke ruangan di Bareskrim Polri untuk melakukan sidang virtual.
Selama 15 menit lebih, pihak jaksa berusaha membujuk Rizieq untuk mau hadir di hadapan majelis hakim. Namun, upaya ini tak membuahkan hasil.
“Gunakan cara apapun agar terdakwa hadir di persidangan! Minta tolong aparat kepolisian untuk menghadirkan terdakwa,” kata Hakim Ketua Suparman Nyompa dalam tayangan siaran langsung di akun Youtube Pengadilan Negeri Jakarta Timur.
Ketika akhirnya dihadapkan ke layar yang memperlihatkan majelis hakim di PN Jaktim, Rizieq langsung meluapkan amarahnya.
“Saya didorong, saya tidak mau hadir. Saya sampaikan ke majelis hakim, saya tidak ridho dunia akhirat. Saya dipaksa, didorong, dihinakan,” ucap Rizieq.
Rizieq tetap berkukuh enggan mengikuti sidang secara online. Ia bahkan mempersilakan majelis hakim untuk melanjutkan sidang bila tetap dilakukan secara online tanpa kehadiran dirinya.
“Saya ikhlas, saya rida, saya tunggu vonisnya dari dalam sel, berapa pun yang ditetapkan, saya rida. Jadi saya tidak pernah mendapatkan keadilan kalau sidangnya melalui online,” ujar Rizieq.
Ada total delapan perkara terkait kasus Rizieq dengan terdakwa mantan pemimpin Front Pembela Islam itu dan enam terdakwa lain.
Rizieq sendiri didakwa tiga perkara, yakni kasus kerumunan di Petamburan, Jakarta Pusat, kerumunan di Megamendung, Puncak, Jawa Barat, dan kasus tes usap (swab test) palsu RS Ummi, Bogor, Jawa Barat.
Untuk agenda persidangan hari ini adalah membacakan dakwaan lima perkara yang seharusnya dilaksanakan pada Selasa (16/3/21) lalu.