Menu

Serahkan Bantuan Chiller Room dan Mesin Packing Sayur, Bentuk Dukungan BI Stabilisasi Harga Bahan Pangan Pokok

Muhammad Iqbal 15 Mar 2021, 15:24
Kepala Bank Indonesia Perwakilan Riau, Decymus
Kepala Bank Indonesia Perwakilan Riau, Decymus

RIAU24.COM - Untuk menjaga stabilitas harga bahan pangan pokok, Bank Indonesia (BI) Riau menyerahkan fasilitas pengolahan pasca panen berupa chiller dan mesin packing sayur kepada Gabungan Kelompok Tani Inflasi Pangan Rendah (Gapoktan INDAH).

Penyerahan fasilitas tersebut merupakan salah satu bentuk dukungan BI Riau pada upaya pengembangan UMKM agar ikut menjadi motor pertumbuhan ekonomi baru di Riau. Penyerahan dilakukan oleh Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Riau Decymus bersama Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi, UMKM Provinsi Riau ini Asrizal.

Kepala BI Riau, Decymus mengatakan, penyerahan berupa chiller room dan mesin packing sayur ini dilatarbelakangi oleh tingginya volatilitas harga bahan kebutuhan pokok di Riau, sangat rendah pada musim panen tapi tinggi di luar musim panen.

"Volatilitas atau gejolak harga ini tidak terlepas dari sifat komoditas pangan yang berumur relatif pendek setelah dipanen. Harga yang selalu jatuh pada saat panen menurunkan minat petani untuk menanam lagi sehingga pada gilirannya menyebabkan kelangkaan dan harga kembali meningkat tajam," kata dia di workshop Warung Segar di Jalan Garuda Sakti KM 1, Pekanbaru, Senin, 15 Maret 2021.

Dia menambahkan, salah satu solusi yang dapat ditawarkan untuk mengatasi kondisi ini adalah dengan mengenalkan teknologi pasca panen berupa kamar pendingin untuk menyimpan dan mempertahankan kualitas produk sayuran segar dalam jangka waktu yang panjang, yaitu chiller room. 

Gapoktan Indah merupakan salah satu dari klaster binaan BI Riau yang merupakan gabungan 4 kelompok tani dengan jumlah anggota  63 Kepala Keluarga, mengelola lahan seluas 40 hektar, dan berlokasi di Kelurahan Sei. Sibam Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru dan Desa Karya Indah Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar.

"Gapoktan Indah saat ini mensuplai kebutuhan sayuran di semua pasar Kota Pekanbaru dan Kabupaten lainnya di Provinsi Riau dengan produksi rata-rata per hari sayur sebanyak 10 ton sayuran atau setara 47.000 ikat sayuran (satuan sayur di pasar)," jelasnya.

Untuk menjamin proses bisnis pada setiap UMKM binaan berlangsung baik, BI menerapkan prinsip end to end process pada berbagai aspek bisnis UMKM yang dibina. "Untuk Gapoktan Indah ini, kami mendorong kelompok untuk bekerjasama dengan penyedia platform penjualan kepada konsumen akhir, dalam hal ini adalah Warung Segar," ucapnya.

Kerjasama ini, lanjut Decymus, diharapkan dapat memperpendek rantai distribusi dan memberi kepastian bagi setiap titik distribusi yang terlibat. Petani memiliki nilai tawar dan insentif untuk berproduksi, platform penjualan mendapatkan kepastian pasokan dan margin, konsumen mendapat kemudahan untuk mendapatkan produk berkualitas dengan harga yang wajar.

"Dari sisi kapasitas, kerjasama ini diharapkan mampu menjaga stabilitas harga di tingkat konsumen atau inflasi, mengingat kapasitasnya yang cukup besar diperkirakan mampu memberikan dampak intervensif terhadap harga di pasar-pasar Pekanbaru. Sebagai ilustasi, untuk satu komoditas seperti cabai merah, kapasitasnya dapat mencapai 30 ton," jelasnya.

Dalam kegiatan ini sekaligus juga dilaksanakan expo dan business matching serta grand launching Warung Segar sebagai platform yang memfasilitasi penjualan Gapoktan ke pasar-pasar dan konsumen secara digital.

"Kami juga akan melakukan edukasi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) dan untuk itu bank dan Penyelenggara Jasa Pembayaran (PJSP) akan mengisi salah satu stand expo untuk memberikan konsultasi dan tempat pendaftaran QRIS. Penggunaan kanal QRIS akan memudahkan transaksi antara ke tiga pihak di atas secara lebih mudah, cepat, dan terjaga keamanannya," ucap Decymus.

"Program ini merupakan bentuk dukungan konkrit kami terhadap program digitalisasi UMKM yang dicanangkan Pemerintah agar UMKM, termasuk usaha kecil dan mikro pendukungnya, mampu naik kelas menjadi motor pertumbuhan baru perekonomian Riau," tutupnya.