Sindir Moeldoko di Acara Mata Najwa, Gatot Nurmantyo: Dalam Berkompetisi Utamakan Moral dan Sikap Ksatria
RIAU24.COM - Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo tampil sebagai salah satu narasumber di acara Mata Najwa pada Rabu, 10 Maret 2021. Gatot diminta menanggapi sikap Moeldoko yang terlibat dalam Kongres Luar Biasa (KLB) Demokrat.
Di acara itu, Gatot Nurmantyo mengaku, bahwa selain dirinya, mantan Panglima TNI lainnya, yakni Moeldoko, juga dilobi untuk terlibat dalam KLB Demokrat. Dia pun mengaku sama sekali tidak terkejut ketika melihat apa yang terjadi saat ini, karena telah diberitahu oleh sosok yang melobinya untuk terlibat dalam KLB Demokrat.
“Sama sekali saya tidak terkejut, karena saya sudah diskusi sama beliau tersebut, dan semua apa yang disampaikan itu persis terjadi,” ucap Gatot Nurmantyo, dilansir Pikiran-Rakyat.com dari kanal Youtube Najwa Shihab.
Sementara itu, dalam menanggapi masalah KLB Demokrat yang sama-sama melibatkan mantan Panglima TNI, dia pun lebih menyampaikan pesan kepada mantan prajurit TNI lain.
“Saya lebih ingin berbicara terdepan, mengajak siapa pun mantan prajurit TNI yang ingin melanjutkan pengabdian melalui bidang politik, mari bersama-sama kita landasinya dengan etika dan kehormatan prajurit. Etika politik yang berkepribadian,” kata Gatot Nurmantyo.
Dia pun memberikan contoh sejumlah senior di masa lalu, yang menyelesaikan perselisihan dengan partai Politik mereka tanpa menggunakan kata-kata kasar.
“Seperti yang dicontohkan oleh para senior-senior kami di masa lalu, mereka, contohnya di Golkar ada Pak Wiranto, ada Pak Prabowo, ketika perselisihan tidak menggunakan kata-kata yang kasar tapi mereka mendirikan partai, baru” tutur Gatot Nurmantyo.
Dia menambahkan beberapa senior tersebut seperti Wiranto yang mendirikan Partai Hanura, Prabowo Subianto yang mendirikan Partai Gerindra, dan Surya Paloh yang mendirikan Partai NasDem.
“Ini yang harus sama-sama perlu saya sampaikan, bahwa dalam melaksanakan kompetisi, hendaknya tetap mengedepankan kesatria, beretika, dan bermoral. Sehingga melahirkan politik yang benar-benar dihormati,” ujar Gatot Nurmantyo.***