Hasil Penelitian Ungkap Musim Panas Di Belahan Bumi Utara Dapat Berlangsung Hingga 6 Bulan Pada Tahun 2100, Ternyata Ini Penyebabnya...
RIAU24.COM - Musim panas di belahan bumi utara dapat berlangsung selama enam bulan pada tahun 2100 dan hal ini dapat berdampak luas pada pertanian, kesehatan manusia dan lingkungan, kata sebuah penelitian.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Geophysical Research Letters, menemukan bahwa wilayah Mediterania dan Dataran Tinggi Tibet telah mengalami perubahan terbesar pada siklus musiman mereka.
Dilansir dari IndiaTimes, para peneliti mencatat bahwa empat musim tiba dalam pola yang dapat diprediksi dan cukup merata di belahan bumi utara selama tahun 1950-an.
zxc1
Namun, perubahan iklim sekarang mendorong perubahan dramatis dan tidak teratur pada panjang dan tanggal awal musim, yang mungkin menjadi lebih ekstrim di masa depan di bawah skenario iklim bisnis seperti biasa, kata penelitian tersebut.
"Musim panas semakin lama dan semakin panas sementara musim dingin semakin pendek dan hangat karena pemanasan global," kata penulis utama Yuping Guan dari Akademi Ilmu Pengetahuan China.
Para peneliti menggunakan data iklim harian historis dari 1952 hingga 2011 untuk mengukur perubahan dalam panjang dan permulaan empat musim di belahan bumi utara. Mereka mendefinisikan awal musim panas sebagai permulaan suhu di 25 persen terpanas selama periode waktu itu, sementara musim dingin dimulai dengan suhu di 25 persen terdingin.
Jika upaya untuk mengurangi perubahan iklim tidak membuahkan hasil, para peneliti memperkirakan bahwa pada tahun 2100, musim dingin akan berlangsung kurang dari dua bulan, dan peralihan musim semi dan musim gugur juga akan semakin menyusut.
"Sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa perubahan musim menyebabkan risiko lingkungan dan kesehatan yang signifikan," kata Guan.
Para peneliti mengatakan, misalnya, burung mengubah pola migrasi mereka dan tanaman muncul dan berbunga pada waktu yang berbeda.