RIAU24.COM -  Korban tewas dari serangkaian ledakan di pangkalan militer di kota utama Bata di Guinea Ekuatorial telah melonjak menjadi 98 orang, menurut keterangan yang dilansir dari para pejabat. Sekitar 615 orang terluka dalam ledakan hari Minggu, yang dimulai dengan kebakaran di Pangkalan Militer Nkoantoma di kota pantai Bata.

Presiden Teodoro Obiang Nguema, yang memerintah negara itu sejak 1979, mengaitkan bencana itu dengan "kelalaian" terkait penanganan dinamit dan mengatakan ledakan tersebut merusak hampir semua rumah dan bangunan di Bata.

Kementerian kesehatan Equatorial Guinea mengatakan di Twitter bahwa mereka telah menyiapkan brigade kesehatan mental yang terdiri dari psikiater, psikolog, dan perawat untuk menangani para korban ledakan tersebut.

"Kerusakan tidak hanya fisik tetapi juga mental," kata kementerian, yang kemudian pada Senin memberikan jumlah korban tewas terbaru, naik dari 31.

Dilansir dari Aljazeera, foto-foto yang diterbitkan oleh media lokal menunjukkan mayat dibungkus seprai dan berbaris di sisi jalan, dengan anak-anak ditarik keluar dari bawah tumpukan beton yang rusak dan logam yang dipelintir.

Rekaman televisi dramatis dari pangkalan menunjukkan gedung-gedung robek, dengan para penyintas mengambil puing-puing untuk barang-barang mereka. Di momen yang tragis, tim pencari militer terlihat membawa jenazah seorang anak dari gedung yang rusak akibat ledakan di bawah tatapan mata sedih dari ayah anak tersebut.