Waduh, Vaksin Sinovac Ternyata Keok Melawan Varian Baru Covid-19 Asal Brasil
RIAU24.COM - Virus Corona asal China atau Covid-19 belum terselesaikan. Namun, saat ini sudah muncul lagi virus Corona baru, salah satunya asal Brasil. Para peneliti pun melakukan penelitian apakah vaksin yang ada saat ini mampu untuk menciptakan kekebalan akan virus baru ini.
Tim dari Universitas Sao Paulo, Fakultas Kedokteran Universitas Washington dan sejumlah institusi pun melakukan penelitian di Brasil. Hasilnya menemukan bahwa vaksin virus Corona yang digunakan saat ini yakni Sinovac tidak ampuh melawan virus di negara tersebut.
Penelitian dilakukan dengan mengambil sampel plasma dari beberapa orang yang telah disuntik vaksin Sinovac. Hasilnya, Sinovac gagal menetralkan virus Corona Brasil. "Hasil menunjukkan virus P1 berhasil kabur dari antibodi penetral yang diinduksi oleh Coronavac," dikutip dari Reuters, Sabtu (6/3/2021).
Penelitian juga menemukan bahwa seseorang yang telah divaksin masih bisa terinfeksi virus lain.
Terkait hasil penelitian ini, pihak Sinovac belum memberikan komentar. Sehingga belum diketahui apakah nantinya vaksin Sinovac kedepannya bisa dikembangkan untuk mampu menciptakan kekebalan akan jenis baru virus Corona ini.
Sementara itu, Inggris telah menyetujui kesepakatan dengan perusahaan bioteknologi Jerman, CureVac, untuk bekerja sama mengembangkan vaksin melawan varian baru virus corona dan menargetkan pesanan awal untuk 50 juta dosis jika diperlukan.
Perdana Menteri Boris Johnson mengutip kemungkinan varian baru virus corona sebagai salah satu risiko terbesar untuk peluncuran vaksin dan berharap ekonomi dapat mulai dibuka kembali setelah penguncian pada musim semi.
Pemerintah mengatakan vaksin Pfizer/BioNTech serta Oxford/AstraZeneca yang saat ini diluncurkan tampaknya bekerja dengan baik terhadap varian yang saat ini dominan di Inggris.
"Tetapi kami harus siap menghadapi semua kemungkinan dan meningkatkan kapasitas manufaktur Inggris Raya untuk mengembangkan vaksin guna memerangi varian baru penyakit tersebut, dengan memanfaatkan keahlian genomik terkemuka dunia," kata Menteri Kesehatan Matt Hancock dalam pernyataan, Jumat lalu.