Padamkan Karlahut di Kempas, Kapolres Inhil Nginap di Lokasi Kebakaran
RIAU24.COM - INHIL- Kebakaran lahan dan hutan (Karlahut) turut melanda kawasan lahan masyarakat di Kecamatan Kempas, Kabupaten Inhil, Riau.
Dalam upaya memadamkan api, berbagai kendala yang mesti dihadang oleh petugas. Bahkan, petugas kepolisian jajaran Polres Inhil terpaksa menginap.
Hal ini diungkapkan Kapolres Inhil AKBP Dian Setyawan saat berbincang dengan awak media saat dihubungi melalui telepon seluler, Rabu 3 Maret 2021.
Selaku pimpinan tertinggi di Polres Inhil, AKBP Dian tidak duduk manis saja di kantornya. Dia mengaku selalu ikut terjun langsung memadamkan titik api bersama anggota, baik personel Polres maupun dari jajaran Polsek.
"Dari awal terjadi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di wilayah Kempas, saya turun ke lokasi. Semua kekuatan kami kerahkan," ujarnya.
Menurut dia, berbagai kendala yang dihadapi, mengharuskan polisi tidur di kawasan lahan masyarakat. Di lahan masyarakat didirikan tenda dinas kepolisian, yang tak jauh dari lokasi kebakaran.
"Ini sudah masuk malam keempat," kata AKBP Dian yang mengaku sedang berada di tenda penginapan.
Dia mengatakan, dengan menginap di hutan pemadaman titik api lebih cepat dilakukan, karena akses ke lokasi sangat jauh dan sulit ditempuh.
"Lokasi jauh dijangkau, makanya kita menginap. Dari Polres 2 sampai 3 jam melalui jalan tanah. Apalagi, terkadang api yang sudah kita padamkan bisa naik kembali ditiup angin," ucapnya.
Dia menyebutkan, personel yang diterjunkan sebanyak 141 personil gabungan untuk pemadaman api. Belum dipastikan sampai kapan polisi akan tidur di lahan tanah gambut tersebut.
"Nginap (di hutan) sampai clear api dan asapnya. Dari TNI, BPBD, MPA dari pihak perusahaan setempat dan dari pemerintah. Kami semuanya menginap disini," sebut AKBP Dian.
Meski pemadaman api sulit dilakukan, upaya keras petugas membuahkan hasil. Kapolres Inhil AKBP Dian menyebut, sebagian besar titik api sudah berhasil dipadamkan.
"Beberapa titik api sudah padam, kita lanjutkan pendinginan," ujarnya.
AKBP Dian mengatakan, kawasan lahan yang terbakar merupakan gambut dan semak belukar. Kedalaman gambut mencapai dua sampai tiga meter, yang terus mengeluarkan asap. Hal ini tentunya sangat menyulitkan petugas memadamkan api.
"Kendala kita, cuaca juga panas, angin kencang sering berubah arah, sumber air yang jauh," kata AKBP Dian.
Upaya pemadaman, sambung dia, menggunakan beberapa mesin pompa air. Namun, pemadaman juga dilakukan dengan manual.
"Pemadaman manual berjalan kaki dan pakai sepeda motor menjangkau titik api. Alat manual yang digunakan parang, tas air dan ranting kayu," sebutnya.
Upaya keras petugas ini untuk menekan penyebaran asap karhutla. Karena saat ini beberapa wilayah sudah dilanda kabut asap.
"Kami akan terus berupaya maksimal menanggulangi karhutla ini. Dan kita berdoa hujan segera turun di lokasi supaya api cepat padam. Kemudian imbauan kami ke masyarakat, agar tidak membuka lahan dengan cara dibakar," pungkas AKBP Dian.