Pakar Kesehatan Sebut Jokowi Bukan Panutan Yang Baik, Ini Sebabnya
RIAU24.COM - Kerumunan warga masih terus terjadi di berbagai daerah, termasuk pada momen kedatangan Presiden Joko Widodo ke Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), awal pekan ini.
Pakar kesehatan masyarakat menilai kebiasaan warga melanggar protokol kesehatan turut dipicu perilaku pejabat pemerintah. "Padahal pejabat publik merupakan figur yang perilakunya ditiru masyarakat, termasuk saat pandemi," kata Iwan Setiawan, epidemiolog di Universitas Indonesia.
Walau kepatuhan pada protokol kesehatan terus dikampanyekan, termasuk saat vaksinasi mulai digelar, Iwan melihat ada pejabat pemerintahan yang justru mengabaikan anjuran itu.
"Sebetulnya pesan pemerintah jelas, misalnya meski vaksinasi berjalan, protokol kesehatan harus tetap dipatuhi. Masalahnya ada di pelaksanaannya," kata Iwan via telepon, Kamis (25/02) seperti dilansir BBC Indonesia.
"Tentu harus dimulai dari pejabat pemerintah. Kalau mereka tidak memberikan contoh yang baik, masyarakat pasti keliru menerima pesan dan makna kebijakan pemerintah.
"Perilaku dan aktivitas yang mengabaikan protokol kesehatan seperti itu membingungkan masyarakat, 'katanya harus menjalankan protokol kesehatan, tapi contohnya tidak'," ujar Iwan.
Kunjungan kerja Jokowi ke Maumere tanggal 23 Februari lalu disorot. Kerumunan warga lokal tanpa saling jaga jarak berjejer di pinggir jalan menyambut Jokowi yang melintas dalam iring-iringan kendaraan.
Jokowi yang saat itu hendak menuju lokasi peresmian Bendungan Napun Gete sempat keluar dari atap mobil dan melambaikan tangan ke kerumunan warga dan melemparkan bingkisan.
Juru Bicara Pemprov NTT, Marius Jelamu, mengklaim telah mengimbau warga Maumere agar tidak berbondong-bondong menyaksikan konvoi Jokowi.
Dan saat kerumunan itu akhirnya tetap terjadi, kata Marius, otoritas setempat tidak dapat membubarkan massa.
"Saya sebagai Kepala Biro Humas Pemprov NTT dan Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 sudah mengimbau di Radio RRI supaya masyarakat tidak berkerumun," kata Marius saat dihubungi.***