Seorang Bayi yang Baru Lahir dan Puluhan Migran Lainnya Tenggelam di Laut Mediterania
RIAU24.COM - Sedikitnya 41 orang tenggelam pada akhir pekan ketika kapal mereka terbalik di Mediterania Tengah, kata PBB pada Rabu, 24 Februari 2021 dalam sebuah kecelakaan kapal terbaru yang melibatkan migran yang melarikan diri dari Libya yang dilanda konflik, yang berencana untuk mencari kehidupan yang lebih baik di Eropa.
Dilansir dari ABCNews, badan migrasi dan pengungsi PBB mengatakan dalam sebuah pernyataan bersama bahwa korban tewas sedikitnya 120 migran, di kapal yang meninggalkan Libya pada 18 Februari 2021. Bangkai kapal itu terjadi dua hari kemudian, katanya.
Sebuah kapal komersial menyelamatkan para korban dan membawa mereka ke kota pelabuhan Sisilia di Porto Empedocle di Italia.
Tragedi itu dimulai ketika kapal tenggelam sekitar 15 jam setelah para migran memulai perjalanan berbahaya mereka, kata UNHCR, mengutip kesaksian dari para penyintas. Dalam beberapa jam, setidaknya enam orang jatuh ke laut dan meninggal, dan dua lainnya tenggelam saat mencoba berenang ke kapal yang terlihat di kejauhan.
Belakangan, kapal komersial Vos Triton tiba, dan berusaha menyelamatkan orang-orang yang selamat dalam apa yang disebut UNHCR sebagai "operasi yang sulit dan rumit." Banyak yang tewas selama operasi penyelamatan, katanya.
Hanya satu mayat yang ditemukan, dan yang hilang termasuk tiga anak dan empat wanita, salah satunya bayi yang baru lahir, katanya.
Insiden kapal tenggelam itu adalah yang terbaru di sepanjang rute migrasi Mediterania Tengah, di mana sekitar 160 migran yang menuju Eropa telah meninggal sejak awal 2021, kata badan-badan PBB tersebut.
Pada tahun-tahun sejak pemberontakan 2011 yang menggulingkan dan membunuh diktator lama Moammar Gadhafi, Libya yang dilanda perang telah muncul sebagai titik transit dominan bagi para migran yang melarikan diri dari perang dan kemiskinan di Afrika dan Timur Tengah.
Penyelundup sering mengemas keluarga-keluarga yang putus asa ke dalam perahu karet yang tidak memiliki peralatan lengkap yang terhenti dan berdiri di sepanjang rute berbahaya Mediterania Tengah. Selama beberapa tahun terakhir, ratusan ribu migran telah mencapai Italia sendiri atau setelah diselamatkan di laut. Ribuan orang tenggelam di sepanjang jalan. Yang lainnya dicegat dan dikembalikan ke Libya untuk menjadi "korban kebrutalan yang tak terkatakan di tangan para pedagang dan milisi," kata badan pengungsi PBB.
Awal pekan ini, badan migrasi PBB mengatakan sekitar 3.600 telah dikembalikan ke negara Afrika Utara itu sejak awal 2021.