Kura-Kura Bertelinga Merah Ini Jadi Bukti Rusaknya Habitat Akuatik Asli di India
RIAU24.COM - Kura-kura telinga merah berasal dari Amerika Serikat dan Meksiko, tetapi karena ukuran, penampilan, dan perawatannya yang murah, mereka banyak dipelihara sebagai hewan peliharaan. Dan selama bertahun-tahun Kura-kura telinga merah telah dikirim ke seluruh dunia. Saat ini, Kura-kura telinga merah dianggap sebagai spesies penyu paling invasif di dunia.
Dilansir dari India Times, seperti di sebagian besar belahan dunia, Kura-kura telinga merah telah mencapai India juga dan mulai menunjukkan warna aslinya. Sebagai spesies invasif, Kura-kura telinga merah tidak memiliki predator alami, dan karena mereka adalah omnivora, mereka menjadi ancaman bagi hewan dan tumbuhan air asli.
Baru-baru ini, seekor Kura-kura telinga merah ditemukan dari sungai di Kerala. Sandeep Das, seorang peneliti di Kerala Forest Research Institute (KFRI) mengidentifikasi Kura-kura telinga merah tersebut dari foto Facebook, dan sejak itu telah diserahkan ke Pusat Nodal untuk Invasi Biologi (NCBI) di KFRI. TV Sajeev, Ilmuwan Utama Senior dan Koordinator Riset, KFRI telah memperingatkan orang-orang agar tidak menyimpan Kura-kura telinga merah sebagai hewan peliharaan.
"Kura-kura telinga merah tidak boleh diperjualbelikan di toko hewan peliharaan. Bagi orang yang menemukan kura-kura ini di tempat terbuka harus segera beri tahu kami, "katanya.
Kura-kura telinga merah bukanlah spesies invasif yang mengancam spesies asli Kerala. Baru-baru ini gambar sungai di Kerala menjadi viral, menunjukkan sungai itu ditutupi dengan bunga merah muda. Sungai di Avala Pandi Kozhikode dekat Perambra berubah menjadi merah jambu dengan jutaan bunga Forked Fanwort. Fanwort bercabang (Cabomba furcata) yang dikenal secara lokal sebagai 'mullan payal' bukanlah spesies asli yang ditemukan di perairan Kerala.
Dipercaya bahwa bunga Forked Fanwort bisa saja memasuki sungai Avala Pandi secara tidak sengaja atau kesalahan beberapa penduduk setempat yang membuang tanaman akuarium ke dalam air. Pada tahun 2018 pascabanjir dahsyat di Kerala, terdapat beberapa kasus ikan predator non-pribumi seperti Arapaima yang berasal dari Sungai Amazon di Brazil ditemukan di sungai-sungai setempat. Diyakini bahwa predator ganas yang dibudidayakan secara ilegal melarikan diri ke perairan terbuka selama banjir.