Perkosaan Jadi Teknik Penyiksaan China Terhadap Warga Uighur
Berdasarkan estimasi independen, lebih dari satu juta pria dan perempuan ditahan di kamp-kamp yang disebut China sebagai tempat pendidikan ulang bagi orang-orang Uighur dan etnik minoritas lainnya.
Kelompok hak asasi manusia mengatakan pemerintah China secara bertahap mencabut kebebasan beragama dan kebebasan lainnya dari orang Uighur, yang berujung pada sistem pengawasan massal, penahanan, indoktrinasi, dan bahkan sterilisasi paksa.
Kebijakan tersebut berasal dari Presiden China, Xi Jinping, yang mengunjungi Xinjiang pada tahun 2014 setelah serangan teror separatis Uighur.
Tak lama kemudian, menurut rangkaian dokumen yang bocor ke New York Times, dia memerintahkan pihak berwenang setempat untuk mengatasinya benar-benar tanpa ampun.
Bulan lalu, pemerintah AS mengatakan bahwa tindakan China merupakan aksi genosida. China mengatakan berbagai laporan tentang penahanan massal dan sterilisasi paksa merupakan "kebohongan dan tuduhan tidak masuk akal".
Banyak korban tidak bisa bicara, salah satunya karena takut akan pembalasan oleh Pemerintah China.