Pengakuan Masinis Dituduh Jadi Penyebab Tragedi Bintaro
RIAU24.COM - Slamet adalah masinis kereta api KA 225 relasi Rangkasbitung-Tanah Abang. Kereta itu bertabrakan dengan KA 220 di Pondok Betung, Jakarta Selatan yang dikenal dengan “Tragedi Bintaro”.
19 Oktober 1987, dua kereta api saling bertabrakan. Insiden yang menewaskan ratusan orang itu dianggap sebagai kecelakaan kereta api yang paling mengerikan.
Dilansir dari Infosedunia, Slamet suradio adalah masinis yang didakwa jadi biang kerok insiden tersebut. Padahal sebagai masinis, tugasnya hanyalah menjalankan aba-aba dari petugas pengatur perjalanan.
Slamet yakin dirinya tak bersalah. Ia merasa sudah berjalan sesuai jalur yang tertulis dalam surat perintah ini.
Namun entah bagaimana, tiba-tiba ada kereta dari arah berlawanan menuju di rel yang sama. Slamet menarik tuas rem sekencang mungkin, namun tabrakan tak bisa dihindari.
Slamet dijebloskan ke penjara. Ia dipaksa mengaku menjalankan kereta tanpa perintah petugas, namun ia menolak. Bahkan hingga di pengadilan Slamet tidak mau menandatangani BAP tersebut.
"Pengadilan dunia memang tidak bisa kita harapkan berlaku adil, seringkali hanya membutuhkan orang kecil untuk dipersalahkan."