Menu

Harga CPO di Bursa Malaysia Menguat, Dongkrak Harga Sawit di Riau

Muhammad Iqbal 16 Feb 2021, 11:52
Ilustrasi/net
Ilustrasi/net

RIAU24.COM - Kabid Pengolahan dan Pemasaran Dinas Perkebunan (Disbun) Riau, Defris Hatmaja mengatakan ada beberapa penyebab naiknya harga tandan buah segar (TBS) di Riau.

Dia menyebutkan naiknya harga TBS periode seminggu kedepan disebabkan oleh terjadinya kenaikkan dan penurunan harga jual CPO dan kernel dari beberapa perusahaan yang menjadi sumber data.

Disebutkannya, untuk harga jual CPO, PT. PTPN V mengalami kenaikkan harga sebesar Rp 152,29/Kg, PT. Sinar Mas Group mengalami kenaikkan harga sebesar Rp 249,04/Kg, PT. Astra Agro Lestari Group mengalami penurunan harga sebesar Rp 163,00/Kg, PT. Asian Agri Group mengalami kenaikkan harga sebesar Rp 71,89/Kg, PT. Citra Riau Sarana mengalami kenaikkan harga sebesar Rp 217,90/Kg  dari harga minggu lalu.

"Sedangkan untuk harga jual Kernel, PT. Astra Agro Lestari Group mengalami kenaikkan harga sebesar Rp 400,00/Kg, PT. Asian Agri Group mengalami kenaikkan harga sebesar Rp. 44,00/Kg, PT. Citra Riau Sarana mengalami kenaikkan harga sebesar Rp. 10,50/Kg dari harga minggu lalu," kata dia, Selasa, 16 Februari 2021.

Kemudian, faktor naiknya harga TBS minggu ini karena sepanjang pekan ini, harga CPO di bursa Malaysia berhasil menguat 5,42% secara point-to-point dibandingkan pada pekan lalu.

"Penguatan harga CPO yang terjadi kemarin disebabkan oleh adanya sentimen penguatan ekspor di bulan Februari," ucapnya lagi.

Dia kembali menjelaskan, surveyor kargo Societe Generale de Surveillance menyebutkan ekspor produk minyak sawit Malaysia untuk 1-10 Februari naik 47,2% menjadi 409.817 ton dari 278.450 ton yang dikirim selama 1-10 Januari.

Sentimen commodity supercycle pun ikut mengerek harga komoditas ini. Baru-baru ini laporan Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) juga menyebut bahwa indeks harga pangan global kembali naik. Kenaikan harga pangan global dipicu oleh meningkatnya harga minyak nabati, biji-bijian dan gula.

"Indeks harga minyak nabati FAO rata-rata 138,8 poin di bulan Januari atau naik 7,7 poin (+5,8%) dari Desember dan menandai level tertinggi sejak Mei 2012. Kenaikan indeks dalam delapan bulan berturut-turut mencerminkan harga minyak sawit, kedelai dan bunga matahari yang lebih tinggi," tandas Defris.