RIAU24.COM -  Sosok pendiri Microsoft yang juga mantan orang paling kaya di dunia, Bill Gates, sempat menjadi sorotan setelah ramalannya tentang bahaya pendemi virus, jadi kenyataan. Seperti diketahui, pandemi virus Corona Covid-19 sat ini telah menjadi momok yang menakutkan di seluruh penjuru bumi. 

Namun rupanya, Bill Gates sudah punya ramalan lain, yang menurutnya sama dengan pandemi. Persamaannya adalah, sama-sama membahayakan kehidupan manusia pada masa mendatang. Kedua ancaman itu adalah bioterorisme dan perubahan iklim.

Untuk diketahui, bioterorisme atau serangan biologi, adalah tindakan pelepasan virus, bakteri atau agen biologi lainnya secara sengaja. Dampak dari aksi ini bisa membuat korbannya, baik manusia, hewan atau tanaman, menjadi sakit bahkan mati.

Sedangkan perubahan iklim adalah perubahan pola dan intensitas unsur iklim dalam periode waktu yang sangat lama. Perubahan iklim berdampak pada naiknya suhu muka Bumi, perubahan musim tanam, perubahan curah hujan dan musim kering, semakin banyak kekeringan dan gelombang panas, es kutub mencair, kenaikan muka air laut, dan berbagai kerusakan alam lainnya.

Kedua ancaman itu, dilontarkan Gates channel YouTube Derek Muller Veritasium pekan lalu. Dilansir detik yang mengutip cnbc, Jumat 12 Februari, hal itu dilontarkannya saat ia ditanya tentang masalah kemanusiaan pada masa depan.

"Salah satunya adalah perubahan iklim. Setiap tahun, perubahan iklim akan menyebabkan jumlah kematian lebih besar daripada yang kita alami dalam pandemi ini," ungkapnya. 

"Selain itu, terkait pandemi, sesuatu yang tidak suka dibicarakan banyak orang, yaitu bioterorisme, bahwa seseorang yang ingin menyebabkan kerusakan dapat merekayasa virus. Jadi itu berarti peluang untuk mengalami hal ini, lebih dari sekadar epidemi yang disebabkan secara alami seperti yang terjadi sekarang," ujarnya lagi. 

Seperti dirilis banyak media, sebelumnya Bill Gates sempat meramal tentang bahaya pandemi virus yang bakal melanda dunia. Ramalannya itu terbukti, dengan adanya pandemi Covid-19 saat ini. 

Dari data yang dikumpulkan Johns Hopkins University, saat ini, ada lebih dari 107,44 juta kasus virus Corona di seluruh dunia. Pandemi ini setidaknya telah mengakibatkan munculnya 2,35 juta kematian. ***