Jalanan Sepi dan Tidak Ada Koneksi Internet Pasca Kudeta Militer di Myanmar
Pada Senin malam, televisi pemerintah mengumumkan pengunduran diri 24 menteri dan pengangkatan 11 menteri baru. Dalam gambar, pakaian digunakan untuk menutupi stan kosmetik tertutup di sebuah pusat perbelanjaan di Yangon pada 1 Februari 2021, setelah militer Myanmar merebut kekuasaan dalam kudeta tak berdarah pada Senin.
Menjelang malam tiba, jalanan Yangon sepi, Myanmar juga dilanda pandemi akibat Covid-19. Jaringan seluler di beberapa bagian terganggu dan bank ditutup hingga pemberitahuan lebih lanjut. Dalam gambar tersebut, kendaraan sedang melintasi jalan di Naypyitaw, Myanmar, Senin, 1 Februari 2021. Televisi militer Myanmar menyebutkan bahwa militer menguasai negara itu selama satu tahun.
Beberapa unjuk rasa pendukung tentara mengibarkan bendera dan menyanyikan nyanyian nasionalis dengan cepat bubar. Dalam foto tersebut, seorang petugas keamanan polisi memblokir jalan di Naypyitaw, Myanmar.
Komunitas internasional bereaksi dengan cepat. Beijing menyerukan penyelesaian sengketa "dalam kerangka Konstitusi" dan Uni Eropa mendesak pembebasan mereka yang ditangkap. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres "mengutuk keras" pukulan keras "ini terhadap reformasi demokrasi. Dalam gambar, pos pemeriksaan militer Myanmar terlihat dalam perjalanan menuju kompleks kongres di Naypyitaw.
London memanggil duta besar Myanmar untuk Inggris pada hari Senin untuk mengutuk "kudeta" dan menyerukan "pembebasan segera" dari Aung San Suu Kyi. Dalam gambar, para pria berjalan melewati pagoda Sule di Yangon.
Ini bukan pertama kalinya negara ini menyaksikan kekacauan seperti itu. Myanmar memiliki sejarah panjang krisis politik dan pemerintahan militer. Militer ingin mengikuti konstitusi 2008. Konstitusi ini kontroversial karena dibingkai oleh militer sendiri. Dalam gambar, orang-orang berjalan di sebelah Balai Kota Yangon melewati jalan-jalan kosong di Yangon.