Perempuan-Perempuan Indonesia Dalam Lingkungan Hindia Belanda
RIAU24.COM - Siapa yang mengatakan bahwa masyarakat Nusantara adalah patriarki?. Konsep ini ternyata tidak pernah ada sebelu Belanda menjajah Tanah Air.
Arkeolog Titi Surti Nastiti bahkan mengatakan di masa Hindu-Buddha perempuan bisa jadi kepala negara dikutip dari nationalgeographic.grid.id, Senin, 1 Februari 2021.
Justru budaya patriarki datang di Tanah Air karena dibawa bangsa Eropa, khususnya oleh orang-orang Belanda.
Pada abad ke-16, bangsa Eropa datang memang hanya sekadar berdagang. Kebiasaan berdagang lintas benua hanya dilakukan oleh para laki-laki. Alasannya, iklim ekstrem membuat perempuan Eropa tak diizinkan berlayar, sehingga petualangan hanya dimiliki oleh laki-laki.
Karena minimnya perempuan juga, pemerintah kolonialisme pada masa awal menginstruksi kaum wanita Eropa dan Indo hanya diperuntukan orang kulit putih. Terjadi di masa VOC, era Gubernur Jenderal Jan Pieterszoon Coen dengan cara mendatangkan kaum perempuan dari Belanda.
Tapi karena keberadaan perempuan justru memperburuk etos kerja, pada 1632, gerbang untuk mereka ditutup kembali.