Koto Tinggi, Wilayah Penyelamat Sejarah Perjuangan Bangsa
Saat mendapat kabar penyerangan di Yogya, Syafruddin bersama rombongan langsung meninggalkan Bukittinggi. Dari Bukittinggi Syafruddin bergerak ke Halaban sambil menunggu kedatangan tokoh lainnya yaitu Gubernur Militer Sumatra Barat, Rasjid.
Setelah PDRI terbentuk pemerintahan kemudian dijalankan di Koto Tinggi. Belanda yang kemudian gerah melakukan penyerangan pada 10 Januari 1949. Mengakibatkan gugurnya sembilan pejuang.
Kesembilan pejuang itu adalah Syarif MP, Engku Kayo Zakaria, Dirin, Nuin, Radian, Manus, Nyik Ali, Abas dan Mak Dirin. Sementara dari pihak Belanda, satu orang tewas akibat sabetan kampak milik Syarif MP.