Kabar Buruk, Bongkahan Es Sebesar Pulau Bali di Antartika Kembali Terbelah, Ini Dampaknya Bagi Dunia
RIAU24.COM - Kabar buruk kembali datang dari kawasan Antartika. Bongkahan es raksasa di kawasan ini yang dikenal dengan nama A68a kini tengah "sekarat". Bagian terbesar terakhir dari bongkahan es yang terbentuk di Antartika yang setara dengan luas Pulau Bali kembali terbelah.
Citra satelit menunjukkan setidaknya dua bongkahan es ini hanyut berdekatan sejauh sekitar 135 kilometer ke sisi tenggara Kepulauan Georgia Selatan yang dikuasai Inggris. Dua bongkahan ini diyakini akan segera saling bergerak menjauhi satu sama lain.
Iklim dunia yang semakin hangat dan arus laut yang agresif secara perlahan memecah bongkahan es ini dan menggerakkannya ke arah utara, menjauhi Antartika menuju perairan Atlantik Selatan.
Apa yang terjadi selanjutnya? Para pakar mengatakan sulit untuk menemukan jawabannya. Tapi ada beberapa kemungkinan skenario, salah satunya bongkahan ini pecah bekeping-keping, yang digambarkan Profesor Ted Scambos dari Universitas Colorado, Boulder, Amerika, sebagai "disintegrasi yang spektakuler".
Ini bisa terjadi akibat erosi di bagian bawah bongkahan karena berada di perairan yang lebih hangat.
Jika ini berlangsung maka tekanan dari atas dan gabungan dari terjadinya keretakan bisa membuat bongkahan "pecah menjadi ribuan keping dan menyebar ke lautan", kata Scambos yang dikutip BBC Indonesia.
Skenario lain, seperti yang dikhawatirkan para ahli, bongkahan ini kandas dan tidak ke mana-mana selama bertahun-tahun, yang bisa mengganggu ekosistem di sekitarnya.
Ukurannya yang besar juga dikhawatirkan akan mengganggu ekosistem Georgia Selatan, terutama jika mencapai kawasan lepas pantai yang dangkal.
Keberadaan bongkahan besar es itu dinilai dapat mengganggu aktivitas kawanan penguin dan anjing laut yang mencari makanan di pulau itu.
Tim peneliti dijadwalkan segera berlayar dengan Kapal Riset James Cook dari Kepulauan Falkland menuju menuju Georgia Selatan. Tim berisi sejumlah ilmuwan ini sebenarnya juga akan menyelidiki hal lain yang tidak terkait dengan bongkahan es A68a.
Mereka berharap dapat menempatkan beberapa kendaraan otomatis di sekitar A68a untuk mempelajari dampak bongkahan es ini terhadap lingkungan.
Saat ini, target penelitian tim ini jauh lebih kecil dibandingkan saat ekspedisi ini diumumkan pertengahan Desember tahun 2020.***