Menu

Rusia Menangkap Ribuan Orang di Tengah Protes pro-Navalny, Pertama Dalam Sejarah Negara Tirai Besi

Devi 24 Jan 2021, 21:09
Foto : VOA Indonesia
Foto : VOA Indonesia
Komite Investigasi, yang menyelidiki kejahatan besar, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya meluncurkan beberapa penyelidikan awal terhadap kekerasan terhadap penegakan hukum.

Amerika Serikat mengutuk apa yang digambarkannya sebagai "taktik kasar" yang digunakan terhadap pengunjuk rasa dan jurnalis dan menyerukan pembebasan "segera dan tanpa syarat" Navalny.

"Kami menyerukan kepada pihak berwenang Rusia untuk membebaskan semua yang ditahan karena menggunakan hak universal mereka," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price dalam sebuah pernyataan.

Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Josep Borrell, mengatakan dalam sebuah posting di Twitter bahwa dia menyesalkan pihak berwenang "penggunaan kekuatan yang tidak proporsional", sementara menteri luar negeri Inggris, Dominic Raab, mengutuk "penggunaan kekerasan terhadap pengunjuk rasa dan jurnalis yang damai".

Navalny, 44, berada di penjara Moskow sambil menunggu hasil dari empat masalah hukum yang dia gambarkan sebagai dibuat-buat. Dia bisa menghadapi hukuman penjara bertahun-tahun. Pihak berwenang menuduhnya melanggar ketentuan hukuman percobaan dalam dakwaan tahun 2014 karena kesalahan keuangan, termasuk saat dia menjalani masa pemulihan di Jerman.
Tetapi Navalny menuduh Presiden Vladimir Putin memerintahkan percobaan pembunuhannya. Putin membantahnya, menuduh pria berusia 44 tahun itu adalah bagian dari kampanye trik kotor yang didukung AS untuk mendiskreditkannya.

Halaman: 345Lihat Semua