Menu

Gelombang Kedua COVID-19 Menghancurkan Sistem Medis di Brasil

Devi 23 Jan 2021, 08:52
Foto : BBC.com
Foto : BBC.com

"Ini kekacauan. Tujuh orang meninggal karena sesak napas di Amazonas pada hari Selasa saja. Selama seminggu terakhir, rata-rata 27 orang meninggal setiap hari di rumah karena tidak tersedianya tempat tidur ISK, ”tambah Orrellana.

Ahli epidemiologi mengaitkan peristiwa akhir tahun dan kemungkinan varian virus korona baru yang jauh lebih menular sebagai kemungkinan penyebab lonjakan mendadak, meskipun dia mengatakan masih terlalu dini untuk mengonfirmasi. “Apa yang terjadi di Manaus dengan kemungkinan varian baru ini, bisa terjadi di luar negeri,” dia mengingatkan.

Brasil adalah negara terparah kedua di dunia dalam hal kematian terkait COVID, dengan lebih dari 214.000 orang tewas. Dalam 24 jam terakhir, tercatat 1.335 kematian baru akibat virus corona. Menanggapi krisis di Amazonas, gubernur negara bagian itu memberlakukan tindakan darurat Kamis lalu, termasuk jam malam dan larangan angkutan massal. Pejabat kesehatan menyatakan itu tidak cukup.

Orrellena mengatakan bahwa narasi pemerintah bahwa Manaus "tanpa oksigen" mengaburkan parahnya masalah. “Dunia berpikir bahwa krisis ini disebabkan oleh kekurangan oksigen, tetapi itu adalah kekurangan segalanya. Kurangnya peralatan medis, kondisi sanitasi dasar, dan yang terpenting, tindakan penahanan. Kita perlu lockdown secepatnya untuk mengurangi penularan virus, ”desaknya.

Bagi Jesem, upaya untuk mengatasi pandemi dan jumlah kematian perlu dilakukan di luar rumah sakit.

“Di dalam rumah sakit, kita akan selalu kalah perang. Oksigen hanya memperpanjang situasi. Dengan atau tanpa oksigen, orang akan mati, ”tambahnya.

Halaman: 234Lihat Semua