Menu

Soal Banjir di Kalsel, Banyak yang Sebut Akibat Kerusakan Lingkungan, Tim Bareskrim Simpulkan Ini Penyebabnya

Siswandi 22 Jan 2021, 17:20
Petugas mengevekuasi warga yang terjebak banjir di Kalimantan Selatan. Foto: int/kom
Petugas mengevekuasi warga yang terjebak banjir di Kalimantan Selatan. Foto: int/kom

Data yang dimilikinya, pembukaan lahan terutama untuk perkebunan sawit terjadi secara terus menerus. Dari tahun ke tahun luas perkebunan terus meningkat. Kondisi yang kemudian turut membuat kondisi di daerah itu jadi berubah. 

"Antara 2009 sampai 2011 terjadi peningkatan luas perkebunan sebesar 14 persen dan terus meningkat di tahun berikutnya sebesar 72 persen dalam 5 tahun," paparnya. 

Direktorat Jenderal Perkebunan (2020) mencatat, luas lahan perkebunan sawit di Kalimantan Selatan mencapai 64.632 hektar. Untuk jumlah perusahaan sawit, pada Pekan Rawa Nasional I bertema Rawa Lumbung Pangan Menghadapi Perubahan Iklim 2011, tercatat 19 perusahaan akan menggarap perkebunan sawit di lahan rawa Kalsel dengan luasan lahan mencapai 201.813 hektar. 

Sementara itu, Mongabay melaporkan, 8 perusahaan sawit di Kabupaten Tapin mengembangkan lahan seluas 83.126 hektar, 4 perusahaan di Kabupaten Barito Kuala mengembangkan sawit di lahan rawa seluas 37.733 hektar, 3 perusahaan sawit di Kabupaten Hulu Sungai Selatan dengan luasan 44.271 hektar, 2 perusahaan di Kabupaten Banjar dengan lahan sawit seluas 20.684 hektar, kemudian, di Kabupaten Hulu Sungai Utara ada satu perusahaan dengan luas 10.000 hektar dan di Kabupaten Tanah Laut mencapai 5.999 hektar. 

Tak hanya itu, tambah Jefri, Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) mencatat, saat ini ada 4.290 Izin Usaha Pertambangan (IUP) di Kalsel atau sekitar 49,2 persen dari seluruh Indonesia. 

“Untuk tambang, bukaan lahan meningkat sebesar 13 persen hanya 2 tahun. Luas bukaan tambang pada 2013 ialah 54.238 hektar,” ujarnya lagi. ***

Halaman: 23Lihat Semua