Relawan Yang Disuntik Vaksin Masih Tertular Covid-19, Tak Ada Jaminan 100 Persen
RIAU24.COM - Meski saat ini upaya penyuntikan Vaksin Covid-19 terus dilakukab pemerintah, namun ternyata tidak ada jaminan bahwa mereka yang sudah divaksin bakal bebas Covid. Faktanya, saat ini ada 25 orang relawan yang terinfeksi virus corona.
Dari 25 orang relawan uji klinis vaksin Sinovac yang terkonfirmasi Covid-19, sebanyak 18 orang di antaranya adalah mereka yang disuntik netral (plasebo), sementara tujuh orang lainnya mendapatkan vaksin Sinovac.
Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 di Universitas Padjajaran terus memantau perkembangan 25 orang relawan yang sejauh ini dikatakan hanya mengalami gejala ringan.
Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19,Kusnandi Rusmil menyatakan mereka terinfeksi dari lingkungan atau aktivitasnya dan bukan dari vakin yang disuntikkan dalam uji coba. Namun pihaknya tidak akan melakukan tracing-penelusuran kontak atas kasus positif Covid-19 yang menimpa para relawan. Kusnandi beralasan timnya hanya fokus meneliti para relawan dan bukan pihak-pihak di luar itu.
Sementara Kementerian Kesehatan menandai kejadian ini sebagai bukti bahwa vaksin tidak benar-benar bisa melindungi sepenuhnya orang yang sudah divaksinasi. Juru bicara Vaksinasi Covid-19, Siti Nadia Tarmizi mengatakan temuan ini menunjukkan efikasi vaksin Sinovac yang hanya bisa memberikan nilai kebermanfaatan 65,3%.
"Jadi sudah terjadi pengurangan risiko penyakit Covid-19 itu 65%," katanya saat dihubungi melalui sambungan telepon.
Siti menambahkan, vaksin ini tidak benar-benar bisa melindungi sepenuhnya orang yang sudah diimunisasi kebal dari penularan virus corona. Ia memperingatkan masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan.
"Itu membuktikan orang yang divaksin masih bisa kena," kata Siti seperti dikutip dari BBC Indonesia.
Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman mengatakan masyarakat tak perlu aneh dengan temuan ini. Sebab, seluruh produksi vaksin Covid-19 tak menjamin bebas dari virus corona. Kecuali, kata dia, relawan penerima vaksin lebih besar yang positif Covid-19, dibandingkan relawan yang tidak menerima vaksin.
"Makanya efikasinya harus 50%, tercapai minimal, artinya worth it, masih punya manfaat untuk penduduk. Memang tidak ada jaminan nggak ada yang bisa menjamin 100% itu nggak ada," kata Dicky.
Seperti diketahui, pemerintah telah memulai vaksinasi massal dengan tenaga kesehatan sebagai kategori prioritas. Pemerintah menargetkan menjangkau 181 juta penduduk untuk mendapatkan vaksin dalam waktu 15 bulan ke depan.***