Menu

Pertama Dalam Sejarah, Pemerintah AS Kembali Melakukan Eksekusi Mati Terhadap Narapidana Wanita, Terakhir Tahun 1953

Devi 14 Jan 2021, 10:22
Foto : Medcom.id
Foto : Medcom.id

“Anda tidak bisa memalsukan pemindaian otak yang menunjukkan kerusakan otak,” katanya.

Henry mengatakan masalah inti dari argumen hukum bukanlah apakah dia tahu pembunuhan itu salah pada tahun 2004, tetapi apakah dia sepenuhnya memahami mengapa dia dijadwalkan untuk dieksekusi sekarang.

Dalam putusannya tentang masa tinggal, Hakim Distrik AS James Patrick Hanlon mengutip pakar pertahanan yang menuduh Montgomery menderita depresi, gangguan kepribadian ambang, dan gangguan stres pascatrauma.

Montgomery, tulis hakim, juga menderita sekitar waktu pembunuhan dari kondisi yang sangat langka yang disebut pseudocyesis, di mana keyakinan salah seorang wanita bahwa dia hamil memicu perubahan hormonal dan fisik seolah-olah dia benar-benar hamil.

Montgomery juga mengalami delusi dan halusinasi, percaya Tuhan berbicara dengannya melalui teka-teki menghubungkan-titik, kata hakim, mengutip para ahli pertahanan.

"Catatan pengadilan berisi banyak bukti bahwa kondisi mental Ms Montgomery saat ini begitu terpisah dari kenyataan sehingga dia tidak dapat secara rasional memahami alasan pemerintah untuk mengeksekusinya," kata hakim.

Halaman: 234Lihat Semua