Begini Prediksi Kronologi Musibah Sriwijaya Air SJ182: Tak Meledak di Udara dan Mesin Masih Hidup Saat Menghantam Laut
RIAU24.COM - Hingga saat ini, belum bisa dipastikan apa yang menjadi penyebab terjadinya musibah dalam peristiwa jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di perairan Kepulauan Seribu. Namun hingga Selasa sore tadi, tim gabungan yang melakukan pencarian telah menemukan kotak hitam (blackbox) pesawat, yang diharapkan bisa membongkar misteri itu.
Namun demikian, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) memprediksi, pesawat naas itu tidak meledak di udara. Mesin pesawat juga diduga masih hidup, saat pesawat jatuh ke laut.
Ada beberapa hal yang menjadi dasar analisis tersebut. Di antaranya adalah, data pesawat masih terekam hingga ketinggian 250 kaki. Berdasarkan data yang diperoleh KNKT dari radar (ADS-B) dari Perum LPPNPI (Airnav Indonesia), tercatat pesawat mengudara pada pukul 14.36 WIB.
Selanjutnya pesawat terbang menuju arah barat laut dan pada pukul 14.40 WIB pesawat mencapai ketinggian 10.900 kaki. Selanjutnya, pesawat mulai turun dan data terakhir menunjukkan pesawat masih berada ketinggian 250 kaki.
"Terekamnya data sampai dengan 250 kaki, mengindikasikan bahwa sistem pesawat masih berfungsi dan mampu mengirim data," ungkap Ketua KNKT, Soerjanto Tjahjono.
Dalam keterangan tertulisnya yang dilansir detik, Selasa 12 Januari 2021, KNKT juga memperoleh data lapangan dari KRI Rigel. Data itu berupa sebaran wreckage yang memiliki lebar 100 meter dan panjang 300-400 meter. Temuan di lapangan ini semakin menguatkan dugaan bahwa pesawat tidak meledak di udara.