Kisah Misteri Amy Johnson, Pilot Wanita yang Jasadnya Tak Pernah Ditemukan Sejak 80 Tahun yang Lalu
Ide misi rahasia mungkin dipicu oleh pernyataan yang dikeluarkan oleh Admiralty yang merujuk pada "dua badan". Meskipun ini kemudian dikoreksi, surat kabar lain kembali mengangkat gagasan tentang badan "Tuan X".
Pada tahun 1999, mantan anggota Resimen Anti-Pesawat Berat ke-58 (Kent) mengungkapkan kekhawatiran bahwa Amy mungkin telah ditembak jatuh. Teori ini, bagaimanapun, tampaknya tidak mungkin, mengingat jarak pesawat yang sangat jauh.
Misteri seputar menit terakhir Amy hanya menambah mistik yang melekat dalam hidupnya. Namun, meski detail pasti kematiannya mungkin tidak pernah diketahui, keberanian Amy terus menginspirasi.
Amy Johnson lulus dari Universitas Sheffield dan mulai bekerja sebagai sekretaris di London. Selama 1920-an dan 1930-an, penerbangan didominasi oleh orang kaya dan terkenal. Kebanyakan pilot wanita diberikan gelar wanita seperti Lady Heath, Duchess of Bedford dan Lady Bailey. Tetapi Amy memperoleh lisensi "C" dan, dengan bantuan keuangan dari ayahnya, mengambil pelajaran terbang. Pada tahun 1929 dia mendapatkan lisensi pilotnya.
Pada tanggal 5 Mei 1930, dia melakukan penerbangan solonya ke Darwin. Meskipun dia kehilangan rekor itu dalam tiga hari, dia masih menemukan popularitas besar di dunia karena semangat dan keberaniannya. Dia dijuluki "Queen of the Air" oleh pers Inggris.
Setelah itu, Johnson melakukan sejumlah penerbangan jarak jauh. Pada tahun 1931 ia memecahkan rekor untuk penerbangannya melintasi Siberia ke Tokyo, dan pada tahun 1932 ia memecahkan rekor penerbangan solo ke Cape Town, Afrika Selatan. Amy kemudian bergabung dengan Air Transport Auxiliary pada tahun 1939, sebuah organisasi penerbangan yang didirikan selama Perang Dunia Kedua untuk mengangkut pesawat militer baru, memperbaiki pesawat yang rusak, merakit pesawat, dan melakukan perawatan pesawat.