Meski Sudah Disebar ke Daerah, BPOM Tegaskan Vaksin Sinovac Belum Boleh Diberikan ke Masyarakat, Menkes Sebut Ini Efek Sampingnya
RIAU24.COM - Pemerintah sudah mendistribusikan vaksin Covid-10 Sinovac produksi China ke sejumlah daerah. Hal itu menyusul rencana pemerintah untuk melaksanakan vaksinasi massal yang direncanakan digelar pada pekan mendatang. Namun demikian, vaksin ini ternyata belum boleh disuntikkan.
Hal itu ditegaskan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Penny K Lukito. Menurutnya, hingga saat ini vaksin Sinovac Biotech itu belum memperoleh izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA).
Lalu, kenapa sudah dibagi-bagikan ke daerah?
"EUA masih berproses, tapi vaksin sudah diberikan izin khusus untuk didistribusikan karena membutuhkan waktu untuk sampai ke seluruh daerah target di Indonesia," terangnya, Senin (4/1/2021) kemarin, dilansir tempo.
Tak hanya itu, Penny juga mengakui pihaknya akan terus mengevaluasi uji klinis Sinovac di Bandung, Jawa Barat. Pihaknya juga akan terus mengkaji secara seksama, berbagai hal terkait vaksin Covid-19, termasuk data dari berbagai negara terkait uji klinis antivirus SARS-CoV-2 tersebut.
Seperti dirilis sebelumnya, penggunaan vaksin buatan China ini juga mendapat sorotan dari anggota DPR RI, Fadli Zon. Wakil Ketua Partai Gerindra ini bahkan meminta kepastian dari pemerintah, apakah vaksin tersebut sudah final atau masih Uji klinis tahap 3. Hal itu ia lontarkan, agar ada kepastian sehingga tidak ada lagi keragu-raguan di tengah masyarakat, terkait rencana vaksinasi massal tersebut.
“Saya ingin bertanya pada @KemenkesRI, vaksin Sinovac dari China yang akan disuntikkan itu vaksin final atau masih clinical trial tahap 3? Tolong dijawab agar jelas,” cuitnya di akun @fadlizon, Selasa, 5 Januari 2021.
Begini Efek Sampingnya
Sementara itu, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan vaksin Covid-19 kemungkinan menimbulkan beberapa efek samping. Bentuknya mulai dari munculnya rasa pegal hingga demam.
"Arahan dari Bapak Presiden, kemungkinan akan ada sedikit dampak, misalnya pegal sedikit, demam sedikit," terangnya, dikutip dari keterangan resmi Puspen Kemendagri, dilansir tempo.
Untuk itu, tenaga kesehatan, yang menjadi sasaran prioritas penerima vaksin diminta tidak disuntik vaksin dalam satu waktu.
"Jadi dalam satu Puskesmas, misalnya ada empat perawat, jangan sampai di hari yang sama kita vaksin semua," kata Budi.
Menurut rencana, penyuntikan vaksin perdana akan dilaksanakan pada 13 Januari 2021. Dalam hal ini, Presiden Jokowi rencananya akan melaksanakan langsung proses vaksinasi itu. Setelah itu, kegiatan serupa akan dilaksanakan secara serentak di 34 provinsi pada 14-15 Januari.
Untuk meningkatkan kepercayaan dan partisipasi tenaga kesehatan dan publik, program vaksinasi gratis bertahap diawali dengan tiga kelompok, yakni kelompok pejabat publik pusat dan daerah, pengurus Asosiasi Profesi Tenaga Kesehatan dan Key Leader kesehatan daerah, serta tokoh agama daerah.
Sebelumnya, juru bicara Vaksin Covid-19 dari Bio Farma, Bambang Herianto, menyebutkan tidak ada kendala distribusi vaksin ke seluruh Indonesia. Sejauh ini, Bio Farma mendistribusikan tiga juta dosis vaksin Covid-19 buatan Sinovac ke 34 provinsi di Indonesia pada Minggu 3 Januari 2021.
Sejumlah pihak ikut dilibatkan, di antaranya pemerintah provinsi, kabupaten/kota dan puskesmas. ***