Menu

Sudah Masuk Singapura dan Malaysia, Begini Dahsyatnya Dampak yang Muncul Bila Varian Baru Virus Corona Covid-19 'Gentayagan' di Indonesia

Siswandi 27 Dec 2020, 23:32
Ilustrasi
Ilustrasi

RIAU24.COM -  Munculnya varian baru virus Corona Covid-19 yang berasal dari Inggris, telah menimbulkan banyak kecemasan. Pasalnya, varian baru ini dikabarkan lebih gampang menyebar dan menyerang manusia. Bahkan saat ini, varian baru virus ini telah masuk ke dua negara tetangga, yakni Malaysia dan Singapura. 

Lalu seperti apa dampaknya jika virus ini sampai gentayangan di Indonesia? 

Menanggapi hal itu, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Mohammad Faisal, ada sejumlah dampak yang bakal muncul jika varian baru Covid-19 ini beredar di Tanah Air. Selain kekhawatiran masyarakat yang bakal bertambah, dampaknya juga akan terasa pada sektor ekonomi. 

Bila hal ini terjadi, bisa membuat konsumsi masyarakat akan menurun dan berdampak terhadap ekonomi yang baru mau pulih.

"Kalau sampai masuk ke Indonesia dan menyebar di dalam negeri, akan mengakibatkan kekhawatiran masyarakat, yang akhirnya kembali menekan tingkat konsumsi masyarakat dan menghambat upaya pemulihan ekonomi," ujarnya, Minggu 27 Desember 2020.

Dilansir detik, pihaknya memprediksi, ekonomi Indonesia kuartal IV-2020 akan berada di kisaran -1-1,5% sebelum ada varian baru virus Corona. Melihat adanya ini, maka kemungkinan proyeksi akan berubah ke angka lebih dalam.

Tak jauh berbeda, Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Tauhid Ahmad memperkirakan, juga memprediksikan hal yang sama. 

Bahkan prediksi INDEF lebih dalam lagi yakni sekitar -2% untuk pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2020. Jika varian baru virus Corona masuk Indonesia, maka dapat dipastikan pemulihan ekonomi akan semakin lama.

"Sekarang kan masih rendah, ekonomi kita belum benar kembali normal, proses pemulihan saja kan masih panjang di 2021, saya kira belum normal lagi, virusnya saja belum selesai. Vaksin saja kita belum nih, jadi kita masih khawatir. (Tahun ini) masih minus sekitar 2%," lontarnya. 

Menurutnya, penurunan ekonomi sangat tergantung dengan kebijakan yang akan diambil pemerintah. "Kalau (nggak) lockdown, nggak terlalu besar. Kalau lockdown lagi otomatis besar, akan resesi lagi," ujarnya lagi. ***