700 Pekerja Garis Depan Petugas Kereta Api Kehilangan Nyawa Karena Dalam 9 Bulan Terakhir Saat Melayani Publik di Tengah Pandemi
RIAU24.COM - Saat India bergerak menuju keadaan normal setelah berbulan-bulan, jangan lupakan ribuan prajurit garis depan yang telah kehilangan nyawa mereka karena pandemi COVID-19.
Indian Railways telah kehilangan sekitar 700 pekerja garis depan, di antara 30.000 yang terinfeksi COVID-19, dalam sembilan bulan terakhir. Para pekerja garis depan ini bekerja di tengah masyarakat umum untuk memfasilitasi jalannya kereta selama pandemi.
Ketua Dewan Kereta Api, Vinod Kumar Yadav, dalam jumpa pers pada 18 Desember, mengatakan bahwa sekitar 30.000 karyawan kereta api sejauh ini telah terinfeksi virus corona, dan memuji semangat serta pengorbanan mereka di tengah pandemi.
“Memang benar sekitar 30.000 karyawan KA tertular COVID. Namun, cara kami mengembangkan dan memberikan perawatan kepada karyawan kami, sebagian besar sudah pulih. Namun, ada beberapa kematian yang tidak menguntungkan. Kereta api telah membuka pusat perawatan COVID dan fasilitas perawatan COVID di setiap zona dan divisi dan kami telah menjaga setiap karyawan kami, "kata Yadav seperti dikutip oleh kantor berita PTI.
“Awalnya kami telah mendedikasikan 50 rumah sakit untuk perawatan COVID sekarang ada 74 rumah sakit serupa,” kata Yadav. Sumber, Sabtu, menyebutkan korban tewas sekitar 700 orang.
“Sebagian besar dari 700 karyawan yang meninggal akibat virus Corona semuanya terlibat interaksi langsung dengan masyarakat umum dan paling rentan terkena penyakit. Mereka adalah pekerja garis depan yang membantu Perkeretaapian memfasilitasi pergerakan para migran dan menjalankan kereta khusus. Mereka berada di platform dan di daerah di mana paling mungkin tertular infeksi. Mereka seperti pahlawan kereta api tanpa tanda jasa, "kata sumber itu.
Dalam sebuah jawaban di Parlemen, Kementerian Perkeretaapian mengatakan tidak ada kompensasi yang diberikan kepada keluarga karyawan KA yang meninggal selama menjalankan tugas mereka yang bonafid. Kompensasi diberikan dalam bentuk pembayaran ex gratia sesuai dengan pedoman Departemen Pensiun dan Kesejahteraan Pensiunan. Namun, kematian karena penyakit apa pun tidak termasuk dalam pedoman ini.
Meskipun saat ini tidak ada pemecahan dari 30.000 orang yang terinfeksi, sebagai jawaban atas pertanyaan tentang masalah tersebut di Parlemen, pada bulan September, kementerian telah memberikan rincian 336 kematian karyawan kereta api dan 14.714 orang yang terinfeksi.