Soal Gatot Ajak Hentikan Sebut Istilah Kadrun dan Kampret, PKS: Imbauan Boleh, Tapi Tidak Selesaikan Masalah
RIAU24.COM - Mantan Panglima TNI, Gatot Nurmantyo mengajak semua masyarakat untuk berhenti menggunakan istilah 'kadrun' dan 'kampret'. Namun, PKS menilai hal itu tak menyelesaikan masalah.
"Cara menghilangkan kampret dan cebong atau kadrun dan dungu bukan dengan imbauan tapi dengan menegakkan keadilan," ujar Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera dilansir dari Detik.com, Jumat, 18 Desember 2020.
"Imbauan boleh saja. Tapi tidak menyelesaikan masalah," kata dia.
Mardani menambahkan, istilah itu muncul karena adanya ketimpangan dalam penegakan hukum di Indonesia. Ia mengatakan dengan adanya keadilan dalam penegakan hukum maka masyarakat bisa bersatu kembali.
"Masyarakat perlu melihat ada keadilan ditegakkan. Pada siapapun. Hukum harus tajam baik ke atas ataupun ke bawah, ke kawan atau ke kompetitor. Dengan keadilan semua merasa satu kembali. Negeri ini ada karena wujudnya rasa adil," jelasnya.
Untuk diketahui, Gatot Nurmantyo meminta semua pihak menghentikan sebutan 'kadrun' dan 'kampret'. Bagi Gatot, sebutan itu telah melecehkan Tuhan Yang Maha Esa. Hal itu disampaikan Gatot di sebuh video yang dibagikan akun Instagram-nya, @nurmantyo_gatot.
Dia juga menyertakan caption 'jangan merendahkan bangsaku' di unggahannya itu. "Dalam kesempatan ini juga saya mengimbau, secara tidak sadar ataupun sadar, sengaja ataupun tidak sengaja, kita anak bangsa ini sudah merendahkan bahkan melecehkan kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan mempunyai sebutan masing-masing ada yang menyebutkan kadrun, ada yang menyebutkan kampret, itu kan nama binatang, padahal itu ciptaan Tuhan, manusia kita semua," ujar Gatot dalam video.
"Mari kita sama-sama bernegara dengan santun. Hilangkan kata-kata seperti itu. Kembalilah kepada bangsa Indonesia yang berbudaya tinggi. Memanggil dengan kata 'mas', 'kakak', 'abang', panggilan 'ucok' dan sebagainya, sehingga bangsa lain melihat kita bangsa yang terhormat," kata Gatot.