Setidaknya 55 Persen Remaja di Negara Ini Bersedia Menerima Suap Untuk Memenuhi Gaya Hidup Mewah
RIAU24.COM - Jika Anda ingin membeli tas tangan mewah atau pergi berlibur yang mahal, Anda tidak sendirian. Kadang-kadang, orang bersedia melakukan apa saja untuk mencapai gaya hidup yang mereka inginkan. Temuan terbaru tentang Persepsi Efektivitas Aksi Anti-Korupsi 2020 oleh Komisi Antikorupsi Malaysia (MACC) menunjukkan bahwa 55% pemuda Malaysia masih aktif berpartisipasi dalam suap ketika diberi kesempatan.
Seperti dilansir Astro Awani, Ketua Dewan Pemuda Malaysia Jufitri Joha menjelaskan bahwa temuan ini disebabkan oleh fakta bahwa kaum muda ingin terlihat lebih kaya dari yang sebenarnya. Mereka juga kurang memahami implikasi kejahatan akibat korupsi.
“Beberapa generasi kita ingin terlihat mewah dan bergaya meskipun itu di luar kemampuan mereka. Artinya itu melebihi tingkat kemampuan gaji mereka. Kedua, kita dapat melihat bahwa generasi muda khususnya tidak dapat memahami implikasi penyuapan terhadap bangsa dalam hal kehilangan pendapatan bangsa. ”
“Dan yang paling kami khawatirkan adalah mereka yang seharusnya mendapatkan haknya tetapi ditolak karena korupsi,” katanya.
MACC telah melakukan berbagai program penyadaran untuk mendidik kaum muda tentang implikasi penyuapan. Namun, terlepas dari upaya tersebut, kaum muda masih gagal mengapresiasi upaya tersebut seperti yang ditunjukkan oleh data MACC.
“Kami bingung melihat hukum masih belum menjadi mekanisme yang bisa mencegah hal itu terjadi. Kami tidak mengharapkan kepatuhan seratus persen, tapi dengan mempertimbangkan implikasi hukumnya, kami perkirakan setidaknya persentasenya turun, ”jelasnya.