Menu

Berikut Fakta-fakta Gerhana Matahari yang Terjadi Hari Ini

Ryan Edi Saputra 14 Dec 2020, 10:48
Ilustrasi
Ilustrasi

RIAU24.COM - Gerhana Matahari Total (GMT) akan berlangsung pada Senin (14/12). GMT terjadi ketika Bulan menutupi seluruh Matahari sehingga korona, lapisan yang menyelubungi matahari dan biasanya jauh lebih redup, menjadi terlihat.

Berikut fakta terkait GMT yang perlu Anda ketahui:

1. Terjadi di AS dan Afrika

Melansir CNET, GMT kali ini hanya akan terlihat di kawasan Amerika Selatan dan Afrika pada Senin (14/12). Orang-orang di ujung kedua wilayah itu disebut dapat menyaksikan GMT sepenuhnya secara langsung.

Namun, orang yang sedang berada Samudra Pasifik dan Atlantik kemungkinan juga memiliki kesempatan melihat fenomena alam itu.

2. Berlangsung Singkat

Gerhana diperkirakan akan berlangsung sekitar 2 menit 10 detik. Ada tiga fase dalam GMT, yakni parsial, maksimum, dan akhir.

Fase pertama GMT kali ini akan dimulai pada 8:33 a.m. EST atau 20.33 WIB. Fase maksimum pada pukul 11:13 a.m. EST atau 23.12 WIB. Sementara fase terakhir untuk melihat gerhana total akan terjadi pada pukul 12:54 p.m atau 00.54 WIB.

3. Berbahaya Bagi Mata

Melansir CBS NEWS, GMT tidak bisa disaksikan dengan mata telanjang karena berbahaya bagi kesehatan. Orang yang hendak menyaksikan GMT diminta memakai kacamata khusus. Kacamata hitam biasa dinilai tidak cukup.

Melansir LAPAN, disarankan menggunakan kacamata gerhana atau teleskop yang sudah dilengkapi filter untuk menyaksikan GMT. Tujuan digunakan filter untuk menyaring sebagian besar cahaya Matahari, sehingga sinar yang diterima mata tidak berbahaya.

Selain kacamata gerhana dan teleskop, pengamat juga bisa melakukan proyeksi lubang jarum untuk mengamati gerhana matahari sebagian. Saat gerhana total, sila lihat tanpa penyaring sedangkan saat Bulan meninggalkan Matahari, diwajibkan mengenakan kembali kacamata gerhana atau teleskop yang sudah dilengkapi filter.

4. Kejadian Langka

Melansir BMKG, GMT adalah fenomena alam di mana pisis atau kedudukan Matahari, Bulan, dan Bumi berada pada satu garis lurus. Dampak dari kejadian itu adalah sebagian Bumi terkena bayangan gelap Bulan, sehingga tidak melihat matahari.

 

GMT disebut sangat jarang terjadi karena akan kembali berlangsung di tempat yang sama dengan membutuhkan waktu selama 350 tahun. GMT di Indonesia terakhir kali terjadi pada tahun 2016.