FPI Menyerukan Transparansi dan Keadilan Bagi 6 Pendukung FPI yang Ditembak Mati Oleh Polri
RIAU24.COM - Front Pembela Islam (FPI) telah menemukan mayat enam anggota yang baru-baru ini terbunuh dalam baku tembak dengan polisi, dan mengembalikan mayat tersebut kepada keluarga mereka untuk dimakamkan. Kelompok tersebut menyangkal versi polisi dari kejadian tersebut dan memberikan rincian yang dapat menunjukkan niat buruk di antara penegak hukum.
Ketua FPI Ahmad Shabri Lubis mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis bahwa kelompok tersebut menemukan jenazah dari Rumah Sakit Polri di Jakarta Timur dengan bantuan beberapa orang, termasuk M. Romo Syafe ', politisi Partai Gerindra Fadli Zon dan perwakilan dari Komisi Nasional. tentang Hak Asasi Manusia (Komnas HAM). Keenam pria itu dimakamkan pada Rabu pukul 08.00 di halaman sebuah pondok pesantren di Mega Mendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Ahmad juga mengatakan dalam pernyataannya bahwa tubuh keenam pria tersebut masing-masing memiliki lebih dari satu luka tembak, dan pola luka tersebut menunjukkan bahwa tembakan ditujukan ke jantung. Mengutip "para ahli" yang tidak disebutkan namanya yang hadir pada upacara mandi enam anggota FPI yang terbunuh, Ahmad mengatakan para pria itu ditembak dari jarak dekat, beberapa dari depan dan beberapa dari belakang, dan sebagian besar tubuh memiliki tanda-tanda penyiksaan.
“Kami mohon doa dan dukungan dari semua lapisan masyarakat, agar kebenaran dan keadilan bisa terlayani di Indonesia. Terutama karena pembunuhan di luar hukum ini terjadi sangat dekat dengan Hari Hak Asasi Manusia pada 10 Desember, ”katanya dalam pernyataan itu.
Polisi belum mengungkap hasil otopsi keenam anggota FPI tersebut. Polisi dan FPI memiliki cerita yang sangat berbeda tentang kejadian fatal yang terjadi pada dini hari Senin di kilometer 50 di tol Jakarta-Cikampek, yang kabarnya melibatkan beberapa anggota polisi dan pengawal pimpinan FPI Rizieq Shihab yang berada bepergian dalam konvoi kendaraan di jalan tol. Perbedaan antara kedua akun tersebut telah mendorong seruan untuk penyelidikan menyeluruh, transparan, dan tidak memihak atas apa yang sebenarnya terjadi.
Menurut polisi, petugas tersebut mengikuti Rizieq sebagai bagian dari penyelidikan yang sedang berlangsung atas dugaan pelanggaran protokol kesehatan yang terjadi bulan lalu, selama acara dan pertemuan FPI yang diadakan untuk menandai kembalinya ulama kontroversial itu ke Indonesia pada 10 November. Rizieq telah berulang kali melalaikan. panggilan polisi untuk diinterogasi dalam penyelidikan. Segera setelah peristiwa maut itu, Komnas HAM membentuk tim pencari fakta, sedangkan DPR berencana menggelar sidang dengan keluarga almarhum pada Kamis. FPI meminta Komnas HAM merekrut komisioner ad hoc, independen dan profesional dari kelompok masyarakat sipil sebagai bagian dari tim pencari fakta.